Ucapan Qatadah Tentang Keridhaan Terhadap Qadha Allah

Qatadah berkata, "Allah Swt berfirman,

"Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah". (an-Nahl: 58).
Ini adalah tabiat orang musyrik Arab. Allah telah menjelaskan pada kita kejelekan prilaku mereka. Adapun orang yang beriman, dia akan selalu ridha dengan bagian yang telah Allah tentukan untuknya. Dan ketentuan Allah itu lebih baik dari pada ketentuan seseorang untuk dirinya sendiri. Wahai anak adam, apa yang telah Allah tentukan untukmu, meskipun engkau merasa tidak suka, itu lebih baik dari pada yang engkau tentukan sendiri untuk dirimu sesuai dengan kesukaanmu. Maka bertakwalah kepada Allah dan ridhalah terhadap segala ketentuan-Nya".
As-Samarqandi berkata, "Ungkapan ini sesuai dengan firman Allah Swt,

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (al-Baqarah: 216).
Maksudnya Allah mengetahui apa yang menjadi kebaikanmu dan kemaslahatanmu di dunia ini. Adapun yang dimaksud, “sedang kamu tidak mengetahuinya” adalah, bahwa pada hakikatnya engkau tidak mengetahui, apakah yang engkau tentukan sendiri untuk dirimu itu membuahkan kemaslahatan atau malah sebaliknya.”

45. Orang Kaya Adalah Orang yang Selalu Ridha Dengan Ketetapan Allah
Syaqiq bin Ibrahim bekata, "Saya bertanya kepada tujuh ratus ulama tentang lima hal dan mereka semua menjawabnya dengan jawaban yang sama.
Saya bertanya kepada mereka, "Siapakah orang yang berakal itu?" Mereka menjawab, "Orang yang berakal adalah orang yang tidak menyukai dunia". Lalu saya bertanya lagi, "Siapakah orang yang cerdas itu?" Mereka menjawab, "Dia adalah orang yang tidak tertipu oleh dunia". Saya bertanya kembali kepada mereka, "Siapakah orang yang kaya itu?" Mereka menjawab, "Orang yang kaya adalah orang yang ridha dengan apapun yang diberikan Allah kepadanya". Kemudian saya bertanya lagi, "Siapakah orang yang memahami agamanya itu?" Mereka menjawab, "Orang yang paham terhadap agamanya adalah orang yang tidak meminta lebih dari apa yang diberikan kepadanya". Yang terakhir kali, saya bertanya pada mereka, "Siapakah orang yang bakhil itu?" Mereka menjawab, "Orang yang bakhil adalah orang yang tidak menunaikan hak Allah yang berkenaan dengan hartanya".
Dan ada yang mengatakan bahwa murka Allah kepada hamba-Nya disebabkan oleh tiga hal. Yang pertama, ketika seorang hamba tidak menjalankan perintah Allah dengan baik. Yang kedua, ketika dia tidak ridha terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya. Dan yang ketiga, ketika dia minta sesuatu,  namun dia tidak mendapatkan apa yang dimintanya, kemudian dia marah terhadap Tuhannya.