Sabarlah Karena Engkau Berada Dalam Ketaatan Pada Zat Maha Penyayang

Diantara kisah menarik dalam cobaan yang menimpa Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah bahwa ketika dipenjara dalam masalah khalqul Qur`an itu Ahmad sempat berkenalan dengan seorang pencuri. Imam Ahmad sering dicambuk, padahal usianya sudah lebih lima puluh tahun sehingga fisiknya menjadi lemah, kesehatannya memburuk dan pendiriannya mulai goyah. Ia sempat berniat untuk mengikuti kehendak orang-orang zalim itu untuk mengatakan bahwa Al-Qur`an adalah makhluk agar ia dilepaskan.

Suatu hari ia kembali digiring untuk dicambuk seperti yang dikisahkan sendiri oleh Imam Ahmad bin Hanbal: "Ketika aku diseret untuk dicambuk dan para algojo sudah mengikat kedua tanganku, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menarik pakaianku dai belakang, lalu ia berkata: "Apakah engkau mengenalku?"
"Tidak," jawabku.
"Aku adalah Abul Haitsam sang pencuri. Tertulis dalam catatan Amirul Mukminin bahwa aku telah dicambuk sebanyak delapan belas ribu kali secara terpisah dan aku tetap sabar meskipun hukuman itu aku terima karena aku mentaati setan dan demi dunia, maka sabarlah engkau karena engkau berada dalam ketaatan pada Zat Maha Penyayang dan demi agama."
Ahmad bin Hanbal berkata: "Aku hanya dicambuk sebanyak delapan belas kali dan bukan delapan belas ribu (sebagaimana pencuri itu)." Kemudian seorang pembantu Khalifah datang dan berkata: "Amirul Mukminin sudah memaafkannya (maksudnya Ahmad bin Hanbal)."

Allah SWT mengirim sesuatu yang mampu mengokohkan dan menegarkan Imam Ahamd yang sedang diuji dalam agamanya meskipun melalui ucapan seorang pencuri yang telah dicambuk sebanyak delapan belas ribu kali secara terpisah. Sehingga hal itu semakin membuat Ahmad bin Habal bersabar dan ikhlas karena ia berada dalam al-haq. Mahasuci Allah... Kemudian datanglah kelapangan setelah kesempitan dan cobaan yang dahsyat tersebut. Mahasuci Dia yang melapangkan segala kesempitan dan menghilangkan segala duka. Mahasuci Dia, Tuhan yang Maha Agung, Maha Mulia, Maha Pemaaf dan mencintai sifat pemaaf.

Oleh karena itu Imam Ahmad bin Hanbal sering mendoakan pencuri tersebut yang telah memberi nasehat padanya. Ahmad berkata: "Semoga Allah merahmati Abul Haitsam, semoga Allah mengampuninya, semoga Allah memaafkannya..."
Putranya Abdullah bertanya: "Wahai ayah, siapakah Abul Haitsam itu?"
Imam Ahmad kemudian menceritakan kisahnya bersama Abul Haitsam sebagaimana dipaparkan diatas.