Keterasinganku adalah Kesenanganku

Al-Junaid berkata, “Aku sering berkata kepada al-Harits  : “Keterasinganku adalah kesenanganku.”
Al-Harits berkata, “Berapa sering kamu mengucapkan kata-kata keterasingan dan kesenangan. Sungguh, seandainya separuh makhluk ini mendekat kepadaku niscaya aku tidak akan mendapatkan kesenangan dari mereka dan seandainya separuh makhluk lagi menjauh dariku niscaya aku tidak akan merasa terasing karena jauhnya mereka.”
Al-Junaid menceritakan, “Ayah al-Harits al-Muhasibi wafat dan al-Harits membutuhkan sedikit uang. Ayahnya meninggalkan harta yang banyak, tetapi tidak sepersen pun uang itu diambilnya. Dia berkata, ‘Orang berbeda agama tidak boleh saling mewarisi.’ Ayahnya adalah seorang waqifiy (sebuah paham yang salah dalam masalah qadar, pent.).”
Dia dinamakan al-Harits al-Muhasibi karena dia sangat sering bermuhasabah (introspeksi diri). Dia tidak mau mengambil warisan ayahnya dikarenakan pendapat ayahnya dalam masalah qadar.