TOBAT HUBAR IBNUL ASWAD AL-QURASYI

Hubar ibnul Aswad adalah salah seorang musyrikin Quraisy. Dia telah banyak menyakiti Rasulullah saw. dan kaum Muslimin. Dia telah melakukan dosa  besar ketika dia menghadang perjalanan putri Rasulullah saw., Sayyidah Zainab r.a. di hari dia keluar dari Mekah untuk menemui ayahnya di Madinah untuk hijrah setelah Perang Badar al- Kubra.
    Hubar ibnul Aswad menusuk untanya hingga ia jatuh, padahal ia saat itu sedang hamil, kehamilannya pun gugur. Lalu dia jatuh sakit sampai setelah dia tiba di Madinah. Rasulullah saw. menghalalkan darahnya dan memerintahkan untuk membakarnya. Kemudian beliau meralat kembali perintahnya dengan melarang membakarnya karena itu merupakan azab Allah swt. semata. Jadi, cukup dengan membunuhnya.
    Akan tetapi, Hubar ibnul Aswad mendapat rahmat Allah swt. lalu dia bertobat dan masuk Islam. Dia pun turut membaiat Rasulullah saw.. Islamnya pun baik dan dia mati syahid di jalan Allah dalam Perang Ajnadin di wilayah Syam tahun  14 H.

Empat Sifat

Seseorang bertanya kepada Hatim al-Asham, “Berdasarkan apa kamu bangun tawakkalmu kepada Allah?”
Hatim menjawab, “Berdasarkan empat hal sebagai berikut.
1.    Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan diambil oleh orang lain, maka hatiku pun menjadi tenang.
2.    Aku tahu bahwa pekerjaanku tidak akan dikerjakan oleh orang lain, maka aku pun menyibukkan diri dengan itu.
3.    Aku tahu bahwa kematian pasti akan mendatangiku secara tiba-tiba, maka aku pun segera menyiapkan diri menghadapinya.
4.    Aku tahu bahwa aku tak akan lepas dari pandangan Allah di mana pun aku berada, maka aku pun merasa malu pada-Nya.
Ada lagi seseorang yang bertanya padanya, “Wahai Hatim, bagaimana shalatmu?”
Dia menjawab, “Aku segera berdiri ketika datang seruan, kemudian aku berjalan dengan tenang, aku akan mulai dengan niat, lalu aku takbir dengan mengagungkan Allah, aku membaca dengan tartil dan penuh pikir, aku ruku’ dengan khusyu, aku sujud dengan penuh tawadhu, aku salam dengan berdasarkan sunnah, aku serahkan shalatku dengan ikhlas kepada Allah swt. dan aku selalu merasa cemas kalau-kalau Allah tidak menerima shalatku.”