ALLAH TIDAK AKAN MENUTUP PAHALA PERBUATANMU

Wahab bin Munabbih berkata, “Ada di Bani Israil seorang laki-laki yang sangat tekun beribadah dan berijtihad. Pada suatu hari dia melihat seorang wanita dan jiwanya pun tergoda. Kemudian dia menyegerakan diri untuk menemui wanita itu seraya berkata kepadanya, ‘Sebentar, wahai wanita.’ Wanita itu berhenti dan mengenalinya seraya kepadanya, ‘Apa keinginanmu?’
    Laki-laki itu bertanya, ‘Apakah kamu mempunyai suami?’
    Wanita itu menjawab, ‘Benar, apa yang kamu inginkan?’
    Laki-laki itu berkata, ‘Jika tidak demikian, saya mempunyai pembicaraan lain.’
    Wanita itu berkata, ‘Apa itu?’
    Laki-laki itu berkata, ‘Terlintas dalam hatiku tentang dirimu.’
    Wanita itu menjawab, ‘Adakah sesuatu yang menghalangimu untuk menyelamatkannya?’
    Laki-laki itu berkata, ‘Apakah kamu mau untuk mengikutiku atas hal itu?’
    Wanita itu menjawab, ‘Ya.’
    Tak lama kemudian wanita itu berada berduaan dengan laki-laki itu di satu tempat. Dan ketika dia melihat laki-laki itu serius dalam hal yang dia minta, dia berkata kepadanya, ‘Sebentar wahai miskin, janganlah kamu jatuhkan harga dirimu di hadapan Allah.’
    Kemudian laki-laki yang ‘abid itupun sadarkan dirinya dari wanita itu dan dia segera mengurungkan apa yang selama ini dia pikirkan seraya berkata, ‘Allah tidak menghalangi pahala perbuatan kamu.’
    Kemudian laki-laki itu pergi ke satu tempat sepi dan berkata kepada dirinya sendiri, ‘Pilihlah, entah kedua mata buta, penjara dalam tanah, atau berpetualang bersama binatang buas.’
    Jiwanya kemudian memilih untuk bertualangan bersama binatang buas sampai akhirnya dia mati dan dia telah menyesali perbuatannya itu dan bertobat darinya.
    Begitulah, wanita tersebut dengan keimanan dan kepandaiannya mampu mengembalikan seorang ahli ibadah itu ke jalan yang benar setelah setan menggodanya dan membujuknya untuk melakukan perbuatan yang keji. Akan tetapi, dia sadarkan dirinya lantas langsung tobat dari perbuatannya itu. Hal itu sesuai dengan firman Allah swt., “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah. Ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al-A’raaf: 201)