TOBAT IBRAHIM AL-JIBLI

    Abdul Wahid bin Muhammad bin Abban al-Farisi berkata, “Aku pernah bertemu dengan Ibrahim al-Jibly di Mekah setelah dia pulang ke kampung halamannya dan dia menikah dengan putri pamannya. Dia berjalan melintasi perkampungan dengan tidak memakai alas kaki. Dia menceritakanku bahwa ketika dia pulang ke kampung halamannya dan menikah, ternyata dia sangat tergila-gila dengan seorang anak pamannya, sampai-sampai dia tidak mau meninggalkannya sejenak pun.”
    Dia berkata, “Pada suatu malam aku pun merenungi kenapa sering ingat memikirnya, sehingga membuatku tergila-gila padanya. Aku berkata kepada diriku, “Ini tidak baik dan apa yang akan aku jawab di hari Kiamat nanti jika dalam hatiku ada perasaan seperti ini. Aku pun segera berwudhu, lantas aku shalat dua rakaat dan berdoa, ‘Wahai Tuhanku, kembalikanlah hatiku kepada yang lebih utama.’”
    Ketika esok harinya, wanita itu terkena demam panas dan pada hari ketiganya dia meninggal dunia. Aku pun berniat untuk pergi dan keluar dari kampungku dengan tidak memakai alas kaki sampai aku tiba di Mekah.79

Wafat di Ka

Ibnu Jauzi rahimahullah menceritakan dari Abdul Aziz bin Abi Ruwad,  dia berkata, “Ada sekelompok manusia yang datang ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Di antara mereka ada seorang wanita yang selalu berkata, ‘Mana rumah Tuhanku?’
Orang-orang terus berkata padanya, ‘Sebentar lagi akan kau lihat.’
Ketika mereka sudah sampai ke Baitullah, mereka berkata kepada wanita itu, ‘Itu rumah Tuhanmu, sudahkah kamu lihat?’
Wanita itu masuk ke Baitul Haram sambil menunduk dan berkata, ‘Ini rumah Tuhanku. Ini rumah Tuhanku.’
Ketika  dia menyentuh Ka’bah al-Musyarrafah, dia meletakkan keningnya di dinding Ka’bah, dia tempelkan wajah dan mulutnya di sana dan dia bergantung di kiswahnya. Ketika tubuhnya diangkat dari tempat itu, ternyata dia sudah wafat.”