DOA ITU TELAH DIKABULKAN

Ibnu Abid Dunya menceritakan bahwa ada seseorang yang tidur kemudian dia bermimpi bertemu Rasulullah saw. seraya beliau saw. berkata, “Pergilah ke orang Majusi yang ada di Baghdad—Majusi adalah kaum yang menyembah api—dan katakan kepadanya, ‘Doa itu telah dikabulkan.’”
    Ketika datang waktu pagi dia berkata kepada dirinya sendiri, “Bagaimana aku bisa pergi ke seorang Majusi?”
    Dia tidur dan bermimpi yang sama. Kemudian mimpi itu berulang lagi. Pada mimpi yang ketiga kali, tidak ada pilihan lain kecuali dia harus menyiapkan dirinya dan pergi ke Baghdad. Dia kemudian mendatangi orang Majusi itu. Dia mendapatkan orang Majusi itu dalam keadaan nikmat mereguk kesenangan dunia yang berlimpah. Sesaat kemudian dia masuk menemui dan menyalaminya kemudian duduk.
    Orang Majusi itu bertanya kepadanya, “Apakah kamu punya keperluan?”
    Dia menjawab, “Ya ada.”
    Majusi itu berkata, “Bicaralah.”
    Dia berkata kepadanya, “Di ruang yang kosong.”
    Kemudian orang Majusi itu menyuruh pergi mereka yang ada bersamanya dan berkata kepadanya, “Bicaralah.”
    Dia berkata kepadanya, “Aku adalah utusan Rasulullah saw. kepadaamu dan beliau saw. berkata kepadamu, ‘Doa itu telah dikabulkan.’”
    Orang Majusi itu berkata kepadanya, “Apakah kamu mengenalku?”
    Dia menjawab, “Ya.”
    Orang Majusi itu berkata, “Sesungguhnya aku mengingkari Islam dan mengingkari kerasulan Muhammad sebagai rasul Islam.”
    Orang itu berkata, “Begitu juga yang aku katakan dan beliau mengutusku kepadamu.”
    Majusi itu berkata, “Dia mengutusmu kepadaku.”
    Aku katakan, “Ya.”
    Orang Majusi itu berkata,

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.”
    Orang Majusi itu lantas memanggil para sahabatnya dan berkata kepada mereka, “Dahulu aku dalam kesesatan dan sekarang aku sudah kembali kepada kebenaran. Barangsiapa dari kalian masuk Islam, apa yang ada di tangannya menjadi miliknya. Dan barangsiapa yang tidak masuk Islam, hendaklah dia melucuti hartaku darinya.”
    Kemudian kaum itu pun masuk Islam kecuali beberapa dari mereka. Orang Majusi itu lantas memanggil anak-anaknya dan mereka semua menyatakan masuk Islam. Kemudian dia menoleh ke arah orang yang telah membawa mimpi itu dan berkata, “Tahukah kamu, doa apa yang telah dikabulkan itu?”
    Dia menjawab, “Tidak.”
    Dia bercerita, “Ketika aku menikahkan anakku dan aku membuat makanan dan aku undang semua orang, mereka pun datang memenuhi undanganku. Ketika semua orang telah makan, aku merasa lelah dan aku katakan kepada pembantuku, ‘Gelarkan tikar untukku di atas rumah aku mau tidur sebentar.’”
    Di samping rumah kami ada kaum dari para asyraf58 yang fakir. Aku mendengar anak kecil yang berkata kepada ibunya, “Wahai ibuku, orang Majusi ini telah menyakiti kita dengan bau masakannya. Aku pun segera turun dan membawakan mereka makanan yang banyak sekali dan juga uang dinar yang banyak sebagai hadiah, juga pakaian untuk mereka yang ada dalam rumah itu, satu dari mereka ada yang berkata, “Semoga Allah membangkitkanmu bersama kakekku dan yang lainnya mengamininya, ‘Amiin.’” Itulah doa yang telah
dikabulkan.

Wahai Abu Bakar r.a., Telah Kami Tepati Janji Kami

Abu Bakar Muhammad bin Husein al-Ajiri adalah seorang alim dan pengarang buku. Dia menyampaikan hadits di Baghdad sejak tahun 330 H. Kemudian dia pindah ke Mekah dan tinggal di sana pada bulan Muharram tahun 360 H. Ketika tinggal di Mekah, dia merasa senang dan tenang di sana, sehingga dia berdoa dalam hati, “Ya Allah, hidupkanlah aku di negeri ini walaupun satu tahun.”
Tiba-tiba dia mendengar sebuah suara menyeru, “Wahai Abu Bakar r.a., kenapa satu tahun? Tiga puluh tahun (akan Kami berikan).”
Setelah genap tiga puluh tahun di Mekah, dia mendengar kembali sebuah seruan, “Wahai Abu Bakar, telah kami tepati janji kami.” Dan, dia wafat pada tahun itu juga.