Abu Musa al-Asy

Abu Burdah meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari, dia berkata, “Pada suatu kami pergi berperang dengan naik perahu. Ketika itu angin bertiup kencang dan layar pun berkembang. Lalu kami mendengar seseorang menyeru, “Wahai para penumpang perahu. Berdirilah, saya akan memberitahukan sesuatu kepada kalian”.
Orang itu mengulangi panggilannya sebanyak tujuh kali. Kemudian saya pun berdiri di bagian depan perahu. Lalu saya bertanya kepadanya, “Siapakah engkau dan dari mana asalmu? Apakah engkau tidak melihat kondisi kami ini? Apakah engkau fikir kami bisa berdiri?”
Lalu dia menjawab, “Maukah kalian saya beritahu tentang ketetapan Allah terhadap diri-Nya?”
“Katakanlah”, jawabku.
Dia berkata lagi, “Sesungguhnya Allah menetapkan atas diri-Nya, bahwa barang siapa menahan haus di hari yang panas karena Allah, maka pada hari kiamat Allah akan memberinya minum”.
Abu Burdah berkata, “Kemudian Abu Musa menanti-nanti hari yang sangat panas, yang membuat kulit hampir terkelupas, lalu dia berpuasa di hari itu”.

Putra-Putra

Seorang sahabat wanita bernama ‘Afra` binti Ubaid r.a memliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain, yaitu  dia mempunyai tujuh orang putra yang seluruhnya terjun dalam Perang Badar Kubra bersama Rasulullah saw.. Dua orang di antara mereka berhasil membunuh musuh Allah, Abu Jahal, lalu keduanya syahid dalam perang itu juga.
Putra-putranya adalah Mu’adz, ‘Auf, dan Mu’awwidz dari suaminya Harits bin Rifa’ah dan Iyas, ‘Aqil, Khalid serta Amir dari suaminya Bakir bin Abd Yalail.
Dua putranya, Mu’awwidz dan Mu’adz, berjasa besar dalam membunuh Abu Jahal. Sebelum terjun ke medan perang, keduanya telah berniat untuk membunuh Abu Jahal karena mereka mendengar bahwa Abu Jahal banyak menyakiti Rasulullah saw. di Mekah.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari Abdurrahman bin Auf r.a., Dia berkata, “Aku berada di barisan depan pada saat Perang Badar. Ketika aku menoleh, ternyata di sebelah kanan dan kiriku ada dua orang remaja yang masih sangat muda. Aku merasa khawatir melihat posisi keduanya. Tiba-tiba salah seorang dari keduanya berbisik kepadaku, ‘Wahai paman, tunjukkan kepadaku yang mana Abu Jahal!’
‘Wahai anakku, apa yang akan kamu lakukan kepadanya?’ tanyaku.
‘Aku sudah berjanji kepada Allah, kalau aku melihatnya aku akan membunuhnya atau aku yang terbunuh.’
Yang seorang lagi juga bertanya hal yang sama kepadaku. Aku tak akan begitu gembira seandainya yang berada di depanku adalah laki-laki dewasa. Kemudian aku tunjukkan kepada mereka posisi Abu Jahal. Keduanya segera melesat bagaikan dua ekor elang lalu memukul Abu Jahal. Kedua remaja itu ternyata adalah putra ‘Afra`.”
Abu Jahal adalah seorang yang sangat kuat meskipun usianya telah tua pada saat Perang Badar. Kedua putra ‘Afra` tersebut belum mampu untuk langsung membunuh Abu Jahal karena mereka masih terlalu muda. Maka, turunlah malaikat membantu mereka dalam membunuh musuh Allah, Abu Jahal. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Semoga Allah merahmati kedua putra ‘Afra`. Mereka ikut membantu membunuh Fir’aun umat ini dan gembong kekafiran.”
Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang membunuhnya di samping kedua remaja itu?”
“Para malaikat, dan Ibnu Mas’ud juga turut membunuhnya.”

Setelah perang usai, Rasulullah saw. berkata kepada para sahabatnya, “Siapa yang mau menginformasikan tentang Abu Jahal?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Biarkan aku, ya Rasulullah.”
Ibnu Mas’ud segera berangkat dan dia lihat Abu Jahal telah dipukul oleh dua orang putra ‘Afra` sampai roboh. Ibnu Mas’ud memegang jenggot Abu Jahal dan berkata, “Abu Jahal?”
Kemudian dia berkata, “Tiada laki-laki yang lebih agung dari diriku yang telah kalian bunuh.”
Abu Jahal masih hidup, maka Ibnu Mas’ud segera membunuhnya dan memenggal kepalanya, lalu membawanya kepada Nabi saw.. Nabi berkata, “Tidak ada tuhan selain Allah (sebanyak tiga kali). Segala puji bagi Allah yang telah menghinakanmu wahai musuh Allah. Inilah Fir’aun umat ini.”