Istri yang Setia

Masih dalam kisah-kisah para wanita, Ibnu Jauzi rahimahullah menceritakan dari Ashmu’i, dia berkata, “Aku pernah melihat di salah satu kampung seorang wanita badui yang tidak pernah bicara. Aku bertanya kepada keluarganya, “Apakah dia bisu?”
Mereka menjawab, “Tidak, bahkan dia mempunyai suara yang indah dan merdu. Suaminya sangat kagum pada suaranya dan dia tidak ingin ada orang lain yang mendengarkan suara istrinya yang merdu. Setelah itu suaminya wafat. Lalu, istrinya bersumpah demi Allah untuk tidak mendengarkan suaranya kepada siapa pun setelah suaminya meninggal dunia. Dia tidak akan bicara dengan siapa pun sebagai tanda kesetiaannya kepada suaminya dengan selalu melakukan apa yang dicintai oleh suaminya. Itulah satu bentuk kesetiaan yang sangat menakjubkan dan jarang ditemui.
Barangkali cinta dan kesetiaan semacam ini jarang ditemui di zaman kita sekarang, atau bahkan di masa-masa sebelumnya. Oleh karena itulah, kisah-kisah mereka ditorehkan oleh pena para sastrawan dan para ulama dalam karya-karya mereka. Bahkan, di antara mereka ada yang khusus membahas hal itu dalam buku-buku yang mereka tulis.

TOBAT MUKHAIRIQ SEORANG PENDETA YAHUDI


    Pada saat Nabi hijrah ke Madinah, ada seorang Yahudi yang melihat beliau dan ia pun mendengarkan ucapan beliau. Setelah mendengar ucapan Nabi, ia meyakini bahwa dialah Nabi yang ditunggu-tunggu, dan menjadi penutup para Nabi yang sesuai dengan sifat dan gambaran dalam kitab Taurat yang ada pada mereka. Walaupun banyak orang yang mengingkarinya dan hanya sedikit yang memercayai beliau seperti Abdullah bin Salam, salah seorang pendeta mereka. Akan tetapi, Mukhairiq tetap ikut mengingkarinya seperti kaumnya Yahudi Madinah. Hingga saat Perang Uhud, ia mengikrarkan tobatnya dan menampakkan keislamannya. Dia adalah orang kaya yang memiliki harta begitu banyak.
    Dia berkata, “Wahai kaum Yahudi, demi Allah sesungguhnya kalian tahu bahwa Muhammad itu adalah seorang Nabi, dan sesungguhnya pertolongannya kepada kalian adalah hak dan benar.”
    Mereka terkejut sekali, lalu mereka berkata, “Sesunguhnya hari ini adalah hari Sabtu.”
    Lalu ia menjawab, “Tidak ada hari Sabtu bagiku, wahai sekalian manusia. Apabila aku terbunuh, seluruh harta kekayaanku untuk Muhammad. Ia yang akan meletakkannya di tempat yang akan ditunjukkan oleh Allah.”
    Kemudian ia meletakkan pedangnya dan bergegas ke medan pertempuran, berperang bersama-sama Rasulullah saw.. Ia pun terus menyerang tidak terkalahkan dan tidak pula ia mundur hingga ia mati syahid fi sabilillah di saat Perang Uhud. Kemudian Rasulullah saw. membagikan hartanya kepada fakir miskin dari kaum Muslimin.

TOBAT SEORANG WANITA YANG BERZINA DAN MEMBUNUH

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, “Seorang wanita datang kepadaku dan berkata, ‘Masih bisakah aku bertobat? Sesungguhnya aku telah berzina dan melahirkan anakku itu lantas kubunuh.’
    Aku berkata, ‘Tidak, tidak menyenangkan mata dan tidak ada kemuliaan.’
    Dia pun berdiri sambil berdoa dengan penuh kesedihan, kemudian aku shalat subuh bersama Rasullullah saw.. Aku kemudian menceritakan kepada beliau apa yang dikatakan wanita itu kepadaku dan jawabanku kepadanya. Rasulullah saw. bersabda, ‘Alangkah jeleknya apa yang telah kamu katakan. Tidak pernahkah kamu membaca ayat suci ini, ‘Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat….’’” (al-Furqaan: 68-70)
    Ibnu Abi Hatim berkata, “Ketika malam berikutnya, wanita itu mendatanginya dan Abu Hurairah menyampaikan apa yang telah disabdakan Rasulullah saw. kepadanya. Wanita itu keluar dan langsung bersujud seraya berkata, ‘Alhamdulillah, Allah swt. telah memberikanku jalan keluar dan tobat dari apa yang telah kulakukan.’”
    Wanita itu pun memerdekakan hamba sahaya beserta anaknya dan dia bertobat kepada Allah swt..31