SESUNGGUHNYA ALLAH SENANTIASA MELIHAT APA YANG KAMU PERBUAT

Muhammad bin Mukhallad berkata,  “Aku diceritakan oleh Abul Fath bin Mukharraq.”
    Dia berkata, “Ada seorang laki-laki yang ingin memerkosa seorang wanita dari Syam. Orang itu memaksa wanita itu dengan pisau di tangan. Tidak ada orang yang mendekatinya. Orang berbadan kekar itu langsung menyambarnya dengan pisau.”
    Pada saat orang-orang tidak mampu untuk mengatasinya, sementara wanita itu berteriak dari tangannya, tiba-tiba lewat Basyar ibnul Harits al-Hafi, salah seorang ahli ibadah. Dia segera mendekati orang itu dan menggesekkan pundaknya dengan pundak orang itu. Langsung saja orang itu terjatuh ke tanah, sementara Basyar al-Hafi meneruskan perjalanannya. Orang-orang segera mendekati orang itu yang sedang basah kuyup dengan keringat. Sedangkan wanitu itu dapat membebaskan dirinya.
    Mereka bertanya pada laki-laki itu,  “Bagaimana keadaanmu?”
    Orang itu menjawab, “Aku tidak mengerti, tetapi seorang syekh bicara kepadaku seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah selalu melihatmu dan apa yang kamu lakukan. Kedua kakiku pun langsung terasa lemas dengan kata-katanya itu. Aku merasa takut sekali, aku tidak tahu siapa orang itu.’”
    Mereka menjawab,  “Dia adalah Basyar ibnul Harits.”63
Laki-laki itu berkata, “Betapa jeleknya aku, bagaimana Dia melihatku mulai saat ini.”
    Setelah peristiwa itu, laki-laki ini terkena demam dan seminggu kemudian meninggal dunia.

HANYA KEPADA-MU AKU SERAHKAN SEGALA URUSANKU

Ada seseorang yang dikenal dengan Dinar al-Ayyar. Orang ini sering melakukan maksiat dan banyak dosa. Dia mempunyai seorang ibu yang selalu menasihatinya tapi tidak pernah didengar olehnya.
    Pada suatu hari dia pernah lewat di pemakaman dan menemukan sebuah tulang yang sudah rapuh. Dia segera memegang dan menghancurkan tulang itu dengan tangannya. Dia kemudian berpikir dalam dirinya seraya berkata,  celaka kamu, tentunya besok aku pun akan sama menjadi tulang yang rapuh seperti kamu dan badanku akan menjadi tanah, sementara sampai hari ini aku masih saja berbuat maksiat.
    Orang itu segera menyesal dan bertobat seraya mengangkat kepalanya ke langit dan berkata, “Wahai Tuhanku, kepada-Mu aku serahkan segala urusanku, terimalah tobatku dan kasihanilah aku.”
    Kemudian dia kembali dan pulang ke ibunya dan rupanya telah berubah. Dia berkata kepada ibunya, “Wahai ibuku, apa yang dilakukan terhadap hamba yang kabur apabila dia tertangkap oleh tuannya?”
    Ibunya menjawab, “Pakaian dan makanannya diberikan yang kasar, sementara tangan dan kakinya dibelenggu.”
    Dia berkata, “Aku ingin sehelai kain bulu dan beberapa butir biji gandum, dan lakukanlah terhadapku seperti orang yang kabur. Mudah-mudahan Tuhanku melihat kehinaanku sehingga mengasihaniku.”
    Ibunya melaksanakan apa yang telah dimintanya. Dan apabila datang waktu malam orang itu menangis seraya berkata, “Celaka kamu wahai Dinar, apakah kamu kuat menahan panas api neraka, bagaimana kamu bisa lari dari kemarahan Yang Mahagagah?”
    Dia pun terus seperti itu sampai datang waktu subuh, kemudian sang ibu berkata kepadanya, “Wahai anakku, berlaku lembutlah kepada dirimu.”
    Dia menjawabnya dengan berkata, “Biarkan aku capek dan susah sejenak, barangkali nanti aku bisa istirahat panjang.”
    Pada suatu hari dia sedang membaca firman Allah swt., “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,     tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (al-Hijr: 92-93)
    Dia merenungi ayat ini dan menangis. Dia pun terguncang sampai akhirnya dia pingsan dan jatuh, sementara ibunya memanggilnya dan dia tidak menjawabnya. Ibunya berkata, “Penyejuk hatiku, di mana tempat pertemuan?” Dengan suara pelan dia berkata, “Jika engkau tidak mendapatkan aku di halaman hari Kiamat, tanyakanlah aku kepada malaikat penjaga neraka.”
    Kemudian dia menarik napas panjang dan langsung meninggal dunia.

MENYEBUT LAA ILAAHA ILLALLAAH MAKA ALLAH LANGSUNG MENYELAMATKANNYA

Bakar bin Abdullah al-Muzni berkata, “Dahulu sebelum kalian ada seorang raja dan raja selalu membangkang terhadap Tuhannya. Karena itu, kaum Muslimin pun memerangi dan menangkapnya hidup-hidup. Mereka berkata,  ‘Dengan cara bagaimana kita membunuhnya?’”
    Mereka semua sepakat untuk memasukkannya ke dalam perangkap besar kemudian mereka menyalakan di bawahnya api. Mereka tidak langsung membunuhnya sampai dia merasakan siksa yang pedih. Mereka pun melakukan hal itu dan membuatnya meminta kepada Tuhannya satu demi satu seraya berkata,  “Wahai tuhan fulan, sebagaimana aku selalu menyembahmu dan aku sembahyang untukmu, serta aku selalu mengusap wajahmu, maka selamatkanlah aku dari apa yang sedang sekarang aku alami.”
    Ketika dia melihat  bahwa tuhan-tuhannya itu tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali, dia lantas mengangkat kepalanya ke langit seraya berkata,  “Laa Ilaaha Illallaah.”
    Dia memohon kepada Allah dengan tulus ikhlas. Setelah dia berdoa, langsung saja Allah menurunkan air dari langit sehingga memadamkan api itu. Datang angin yang memorakporandakan perangkap besar tadi dan membuatnya berputar-putar di udara sementara dia terus melafazkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah, kemudian Allah melemparkan orang itu ke kaum yang tidak menyembah Allah swt.. Dia terus saja melafazkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah. Mereka segera mengeluarkannya dari perangkap seraya bertanya,  “Sialan kamu, apa yang terjadi pada dirimu?”
    Dia menjawab, “Aku adalah seorang raja bani fulan, aku mengalami.... diapun menceritakan kisahnya kepada mereka, akhirnya mereka semua pun masuk Islam dengan mereka mengucapkan,  ‘Laa Ilaaha Illallaah.’”