4. Kelapangan Setelah Kesempitan Dalam Perang Badar Kubra

Perang pertama yang terjadi antara pasukan muslimin dengan pasukan kafir Quraisy adalah perang Badar Kubra. Saat itu jumlah pasukan Rasulullah saw. adalah sebanyak tiga ratus empat belas orang. Sementara pasukan musyrikin berjumlah seribu orang. Allah SWT membantu Rasulullah saw. dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan pasukan yang tidak mereka lihat. Allah SWT melapangkan kesempitan dan menyejukkan dada kaum muslimin dengan kemenangan yang nyata dalam perang tersebut, dimana sekitar tujuh puluh orang musyrikin terbunuh dan tujuh puluh orang pula yang ditawan saat itu. Diantara mereka yang terbunuh adalah gembong-gembong kemusyrikan dan kekafiran dari suku Quraisy seperti Abu Jahal, 'Utbah, Syaibah dan lain-lain.

Mari kita simak seorang lelaki dari Bani Ghifar yang ikut menyaksikan peperangan itu menceritakan satu episode dari perang bersejarah tersebut. Ia berkata: "Aku bersama sepupuku naik ke sebuah bukit di daerah Badar. Waktu itu kami berdua masih musyrik. Kami ingin mengetahui siapa yang akan kalah dalam peperangan itu untuk kemudian kami akan ikut menikmati hasilnya bersama kelompok yang menang. Ketika kami sedang berada di atas bukit, tiba-tiba segumpal awan mendekat, lalu kami mendengar suara ringkikan kuda. Aku sendiri mendengar sebuah suara berkata: "Majulah wahai Haizum." Disebabkan suara dan pemandangan yang aneh itu, sepupuku langsung terkena serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Aku sendiri juga hampir mati tapi aku berusaha untuk tetap bertahan." 

Ibnu Abbas r.a. berkata: "Ada seorang tentara muslim mengejar seorang tentara musyrik dalam perang Badar. Tiba-tiba ia mendengar suara cambuk dari arah atasnya dan suara seorang penunggang kuda. Suara itu berkata: "Majulah wahai Haizum." Kemudian ia melihat tentara musyrik di depannya sudah roboh tak berdaya. Ia mendekat untuk melihat kondisi tentara musyrik itu. Ternyata hidungnya hancur, wajahnya terbelah terkena pukulan cambuk dan tubuhnya menghijau. Tentara muslim yang berasal dari kaum Anshar itu datang menemui Rasulullah saw dan menceritakan hal itu. Rasulullah saw. bersabda: "Engkau benar, itulah bantuan dari langit ketiga."