TOBAT SEBUAH NEGERI DAN TOBAT ORANG-ORANG NAKAL

Hasan Abu Ja’far berkata, “Luqman al-Habasyi adalah seorang hamba sahaya milik seseorang. Dia dibawa ke pasar untuk dijual. Setiap kali ada orang yang hendak membelinya, Luqman selalu bertanya, ‘Apa yang akan kamu lakukan terhadapku?’
    Si pembeli mengatakan, ‘Aku akan melakukan ini dan itu.’
    Dia berkata, ‘Keinginanku kepadaku, janganlah kamu membeli aku.’
    Sampai akhirnya datang seseorang dan Luqman bertanya kepadanya, ‘Apa yang akan kamu lakukan denganku?’
    Si pembeli menjawab, ‘Aku akan menjadikan kamu sebagai penjaga pintu gerbang rumahku.’
    Luqman berkata, ‘Kalau begitu, belilah aku.’
    Orang itu pun membelinya dan membawanya ke rumahnya. Orang itu mempunyai tiga orang putri yang selalu berbuat mesum di kampungnya. Kemudian orang itu ingin pergi ke ladangnya dan dia berkata kepada hamba sahayanya Luqman al-Habasyi, ‘Aku telah memberikan makanan untuk putri-putriku dan semua kebutuhan mereka. Jika mereka ingin keluar, tutuplah pintu dan kamu tunggu di belakangnya dan janganlah kamu membukanya sampai aku datang.’
    Hamba sahayanya itu menjalankan perintahnya. Tiga orang putri tuannya memintanya agar membukakan mereka pintu, namun dia menolak. Karena tidak dibukakan pintunya, mereka memukuli kepala sang hamba sahaya sampai keluar darah dan dia segera mencuci darahnya kemudian tetap duduk.’
    Ketika tuannya datang, dia tidak menceritakan hal itu kepadanya. Kemudian tuannya kembali keluar lagi dan memerintahkannya agar tidak membukan mereka pintu. Para putri itu datang ingin keluar ke kampung ingin melakukan mesum di sana. Sang hamba sahaya menolak membukakan mereka pintu, mereka pun kembali memukulinya dan kembali masuk.
    Sang hamba sahaya duduk di belakang pintu sampai datang tuannya, tapi dia tidak menceritakannya sama sekali kepadanya.
    Putri yang besar berkata, “Bagaimana hamba sahaya ini lebih taat kepada Allah swt. daripada diriku? Demi Allah, aku akan bertobat.” Dia pun segera bertobat.
    Putri yang paling kecil berkata seperti yang dikatakan oleh kakaknya yang paling besar dan dia pun segera bertobat. Begitu juga putri yang kedua melakukan hal yang sama dan dia segera bertobat.
    Orang-orang yang sering melakukan maksiat di kampung itu pun melihat apa yang dilakukan oleh ketiga putri tersebut, bertobat, beribadah, dan kembali ke jalan Allah. Mereka semua bertobat dan mereka beribadah kepada Allah.
    Begitulah qudwah hasanah, perlakuan yang baik, dan ibadah yang benar kepada Allah swt. yang telah dilakukan oleh tiga orang putri itu menjadi jalan bagi tobatnya warga kampung tersebut. Begitu pula ibadah hamba sahaya yang saleh ini menjadi sebab kesalehan mereka dan tobat mereka kepada Allah swt..