Hasan al-Basri Dan Kelapangan Setelah Kesempitan

Qadhi at-Tanukhi menceritakan bahwa Hasan al-Basri rahimahullah datang menemui Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi; Gubernur Irak saat ia sedang berada di daerah Wasith (sebuah daerah di Irak). Ketika Hasan melihat bangunan tempat Hajjaj berada yang penuh dengan perhiasan dan kesenangan ia berkata: "Segala puji bagi Allah. Sesungguhnya mereka para penguasa melihat diri mereka dapat dijadikan contoh sementara kami melihat bahwa diri mereka juga dapat dijadikan pelajaran. Diantara mereka ada yang membangun istana lalu diperindahnya dan memiliki kasur-kasur empuk sementara lalat-lalat dan sudah berkumpul di sekitarnya. Sekarang lihatlah apa yang engkau lakukan (yang ia maksud adalah Hajjaj). Kami telah melihat apa yang engkau lakukan wahai musuh Allah, maka apa lagi yang akan engkau lakukan wahai manusia paling fasik dan durjana? Penduduk langit mengutukmu dan penduduk bumi membencimu."

Setelah itu Hasan pergi. Tiada tara murkanya Hajjaj setelah mendengar perkataan Hasan itu, sampai ia berkata: "Wahai masyarakat Syam, seorang budak penduduk Bashrah mencelaku di hadapanku dan tak seorangpun yang mencegahnya? Demi Allah aku akan membunuhnya."

Kemudian masyarakat Syam membawa Hasan al-Basri dan menghadapkannya pada Hajjaj. Di dalam perjalanan menuju Hajjaj, Hasan selalu menggerak-gerakkan kedua bibirnya sambil membaca sesuatu yang tidak jelas terdengar.
Ketika ia masuk menemui Hajjaj ia melihat pedang dan hamparan dari kulit (tempat seseorang dibunuh lalu darahnya dituangkan ke dalamnya) sudah disiapkan di depannya. Hajjaj tampak sangat murka. Ketika melihat Hasan, Hajjaj berbicara dengan cara yang sangat kasar, sementara Hasan tetap bersikap lemah lembut dan malah menasehatinya. Hajjaj memerintahkan agar pedang dan hamparan kulit itu didekatkan. Hasan masih tetap menasehati Hajjaj sampai kemudian tiba-tiba saja Hajjaj meminta dihidangkan makanan lalu mereka berdua makan. Kemudian ia minta disediakan air lalu ia berwudhuk dan wewangian lalu ia oleskan ke tubuhnya.

Ada yang bertanya pada Hasan: "Apa yang engkau baca saat engkau menggerak-gerakkan kedua bibirmu?"
     Hasan menjawab: "Aku berkata: "Wahai penolongku ketika aku berdoa, sandaranku dalam berbagai cobaan, wahai Tuhanku ketika aku sulit, wahai temanku ketika aku sempit, wahai kekasihku ketika aku dalam nikmat, wahai Tuhanku dan Tuhan Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'kub dan anak cucunya, tuhan Musa dan Isa, wahai Tuhan para nabi seluruhnya, wahai Tuhan kaf ha ya 'ain shad, Tuhan thaha, Tuhan yasin dan Tuhan Al-Qur`an yang mulia, wahai yang menolong Musa terhadap Fir'aun, menolong Muhammad terhadap golongan-golongan yang kafir, curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang mulia dan suci, karuniakanlah padaku simpati dari hamba-Mu; Hajjaj, kebaikan dan kelembutannya, serta palingkan dariku siksa dan kejahatannya."
Begitulah Allah menyelamatkannya dari kesulitan dan kejahatan Hajjaj sehingga banyak pengikut Hasan yang berkata: "Setiap kami berdoa dengan doa itu dalam keadaan sulit Allah pasti melapangkan kami."