Seorang Mukmin adalah Asing di Dunia

Hasan r.a. berkata, “Seorang mukmin di dunia ibarat seorang yang asing yang tidak meratapi kehinaannya dan tidak bersaing dengan penduduk di sekitarnya untuk mengejar kemuliaan. Manusia memiliki kondisi tertentu dan dia juga mempunyai kondisi yang berbeda. Dia lebih disibukkan dengan dirinya. Orang-orang tidak terganggu olehnya dan dia juga tidak butuh pada mereka. Demi Allah, aku telah berjumpa dengan orang-orang yang kehati-hatian mereka terhadap apa yang Allah halalkan lebih tinggi daripada kehati-hatian kalian terhadap apa yang Allah haramkan. Mereka lebih tahu tentang agama mereka dengan menggunakan hati mereka daripada pandangan mata kalian. Kecemasan mereka seandainya kebaikan mereka ditolak lebih besar daripada ketakutan kalian kalau disiksa akibat kesalahan-kesalahan kalian. Apabila malam menjelang mereka akan berdiri sambil menengadahkan wajah mereka. Air mata mereka mengalir di pipi mereka seraya bermunajat kepada Tuhan mereka untuk melindungi diri mereka dari siksa-Nya.” 

Hasan juga berkata, “Demi Zat yang diriku berada dalam genggaman-Nya, tak seorang hamba pun beriman kepada hari Kiamat, melainkan dia mesti menangis, sedih, dan resah. Kalau tidak, maka bumi ini akan terasa sempit baginya. Semoga Allah merahmati hamba yang menjadikan hidupnya satu macam, makanannya hanya sepotong roti, dan memakai pakaian lusuh, serta selalu mengejar rahmat-Nya sampai kematian menjemputnya dan dia tetap istiqamah.”