Seorang Ahli Ibadah dari Bukhara dan Keridhaannya kepada Qadha Allah

Dari Ibrahim al-Khawwad, dia berkata, “Pada tahu 210 H saya berjalan di pedalaman melewati jalan setapak. Hal yang paling mengherankan dalam perjalanan saya tersebut, adalah ketika saya bertemu dengan seorang lelaki yang tidak mempunyai tangan dan kaki serta menderita berbagai penyakit, yang juga sedang berada di jalan dengan merangkak. Maka saya merasa keheranan melihatnya. Lalu saya mengucapkan salam kepadanya dan dia menjawab, “Wa’alaikum salam wahai Ibrahim”.
Dengan heran saya bertanya kepadanya, “Bagaimana engkau mengenalku, sedangkan engkau tidak pernah melihatku sebelumnya”.
Orang tersebut berkata, “Yang membawamu ke mari lebih mengetahui apa yang ada pada diriku dan dirimu”.
Maka saya katakan kepadanya, “Engkau benar. Engkau mau ke mana?”
Dia menjawab, “Mau ke Mekkah”.
Saya bertanya lagi, “Asalmu dari mana?”
Dia menjawab, “Dari Bukhara”.
Maka saya pun terdiam melihatnya karena keheranan. Maka dia pun memandang saya dengan menampakkan raut kemarahan.
Lalu dia berkata, “Wahai Ibrahim, apakah engkau heran dengan Zat Yang Maha Kuat, yang mamu membawa hamba yang lemah dan mengasihinya?” Lalu lelaki itu pun menangis dan air matanya bercucuran.
Maka saya menjawabnya, “Saya tidak heran karenanya wahai Tuan”.
Lalu saya tinggalkan dia dalam keadaan tersebut dan saya pun pergi menuju Mekkah. Ketika berada Mekkah, saya melihatnya merangkak dalam barisan orang-orang yang melakukan thawaf”.