Hadits Riwayat Imran bin Khushshain dan Abdullah Bin Mas'ud Tentang Iman Kepada Qadha dan Qadar

Al-Ajuri dalam kitabnya asy-Syari'ah menyebutkan sebuah riwayat dari Abul Aswad ad-Du'ali yang berkata, "Saya pergi mengunjungi Bashrah. Di sana Imran bin Khushshain, salah seorang sahabat Rasulullah saw., bertempat tinggal. Pada suatu ketika, saya menghadiri sebuah majlis dan ternyata orang-orang yang berada dalam majlis tersebut sedang asyik mempersoalkan masalah qadar. Hal itu membuat saya marah dan sedih. Lalu saya mendatangi Imran bin Khushshain dan saya katakan padanya, "Wahai Abu Nujaid, tadi saya menghadiri sebuah majlis dimana orang-orangnya asyik mempersoalkan masalah qadar, hal itu membuat sakit hati saya. Oleh karena itu, maukah kamu memberitahukan kepada saya apa yang kamu ketahui tentang qadar". Lalu Imran bin Khushshain menjawab, "Ya tentu saja saya mau. Kamu tahu, sesungguhnya jika Allah ingin menimpakan siksaan kepada makhluk-Nya yang berada di langit dan di bumi, niscaya Allah akan melakukan hal itu, dan Dia samasekali tidak menzalimi mereka. Sebaliknya, jika Allah ingin melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka semua, maka rahmat-Nya itu sangatlah luas. Dan seandainya kamu memiliki emas sebesar gunung Uhud, lalu kamu menginfakkannya, maka Allah tidak akan menerimanya kecuali kamu telah beriman kepada qadar-Nya, baik qadar yang baik maupun yang buruk. Kemudian jika kamu datang ke Madinah, di sana kamu akan bertemu dengan Ubai bin Ka'b dan Abdullah bin Mas'ud. Maka bertanyalah pada mereka".
Abul Aswad berkata melanjutkan ceritanya, "Kemudian saya datang ke Madinah. Di sana saya juga menjumpai sebuah majlis yang mana orang-orangnya asyik mempersoalkan masalah qadar. Hal itu membuat pedih hati saya. Lalu saya mengunjungi Ibn Ka'b dan meminta kesediaannya untuk menjelaskan kepada saya tentang masalah qadar. Maka dia pun berkata kepada saya, "Ya, akan saya menjelaskannya kepadamu. Kamu tahu, sesungguhnya jika Allah hendak mengazab para penghuni langit dan bumi, niscaya Dia benar-benar akan mengazab mereka, dan Dia sekali-kali tidaklah menzalimi mereka. Begitu juga sebaliknya, jika Allah hendak melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka, maka sungguh rahmat Allah itu sangatlah luas. Dan seandainya kamu mempunyai emas sebesar gunung Uhud, lalu kamu menginfakkannya, maka hal itu tidak akan diterima oleh Allah hingga kamu beriman kepada qadar Allah, yang baik maupun yang buruk”.
Kemudian Ibn Ka'b berkata pada Ibn Mas'ud, "Wahai Abu Abdir Rahman, beritahukanlah hal itu kepada saudaramu". Abul Aswad berkata, "Kemudian Ibn Mas'ud memberitahukan kepada saya apa yang pernah saya dengar dari Ubai bin Ka'b tersebut.
Demikianlah, bukti bahwa para sahabat memahami masalah qadar dengan pemahaman yang sama. Hal itu disebabkan karena mereka memperoleh ilmu dari sumber yang sama, yaitu Rasulullah saw.. Oleh karenanya, mereka memperoleh jawaban yang sama atas permasalahan yang ditanyakan.

0 comments:

Post a Comment