Anas Ibnun Nadhr dan Keridhaan kepada Allah

Dari Anas bin Malik r.a., bahwa ketika perang Badar, pamannya, Anas Ibnun Nadhr, tidak ikut hadir. Kemudian pamannya berkata, “Saya tidak ikut serta dalam peperangan Nabi saw. yang pertama. Oleh karena itu, jika Allah memberiku kesempatan untuk ikut serta dalam peperangan bersama Nabi saw., sungguh Allah akan melihat apa yang saya lakukan”.
Kemudian ketika perang Uhud, dia pun ikut berperang. Ketika itu pasukan muslim kalah dan sebagian orang muslim mundur. Maka Anas ibnun Nadhr berkata, “Ya Allah, saya mohon ampun atas apa yang dilakukan orang-orang muslim itu dan saya terlepas dari apa yang dilakukan orang-orang musyrik”. Lalu dengan menghunus pedangnya, dia pun maju. Kemudian dia bertemu dengan Sa’ad bin Mu’adz, lalu berkata, “Mau ke mana wahai Sa’ad. Sungguh saya mencium bau surga di bawah kaki gunung Uhud”.
Maka Anas bin Nadhr pun maju dan menghadapi orang-orang musyrik, kemudian dia terbunuh. Ketika perang selesai, tidak seorang pun yang tahu jenazahnya, hingga saudara perempuannya mengenalinya dengan tahi lalat yang ada ditubuhnya atau jari-jarinya. Dan di tubuhnya terdapat delapan puluh luka, berupa tusukan tombak, sabetan pedang dan anak panah yang menancap”.
Semoga Allah meridhainya, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

0 comments:

Post a Comment