TOBAT WAHIB IBNUL WARD

Ibnu Abi Ruwad berkata, “Aku melihat seseorang bersujud di belakang makam Ibrahim di Ka’bah di suatu malam yang dingin dan hujan sedang berdoa sambil menangis. Aku pun thawaf tujuh putaran, kemudian aku kembali dan aku masih mendapatkannya dalam keadaannya semula. Aku pun berdiri di dekatnya sepanjang malam itu. Ketika malam itu pergi, aku mendengar seseorang yang berteriak,    ‘Wahai Wahib ibnul Ward, angkatlah kepalamu karena Dia telah mengampunimu.’”
    Ibnu Abi Ruwad melanjutkan, “Aku tidak melihat sesuatu. Ketika waktu subuh memancarkan cahayanya, Wahib mengangkat kepalanya dan pergi. Aku pun mengikutinya dan aku katakan kepadanya, ‘Tidakkah kamu mendengar suara itu?’
    Dia bertanya, ‘Suara apa?’
    Aku pun menceritakan kepadanya, lantas dia berkata kepadaku, ‘Janganlah kamu menceritakan hal ini kepada siapa pun dan aku pun tidak menceritakannya kepada siapa-siapa sampai Wahid meninggal dunia.’”
    Wahib ibnul Ward bin Abil Ward bahwa namanya adalah Abdul Wahhab kemudian shighah-nya diringankan menjadi Wahib. Dia adalah seorang ahli ibadah yang dipercaya dari penduduk Mekah. Barangkali ungkapan Ibnu Abil Ward yang mengatakan bahwa dia melihatnya sedang bersujud di makam Ibrahim di depan Ka’bah dan terus dalam keadaan sujud selama waktu tujuh putaran. Setiap kali dia melintas dan thawaf di Ka’bah, dia melihatnya terus dalam keadaan seperti itu, tidak berarti bahwa dia terus sujud selama tujuh putaran itu tanpa mengangkat kepalanya dari sujudnya, melainkan yang dimaksud adalah setiap harinya dia banyak bersujud, berdoa, dan memohon ampun kepada Allah, lantas dia berdiri melaksanakan shalat dan begitu seterusnya.
    Ini sebagai dalil bahwa para ahli ibadah dari salafus saleh tidak hanya melakukan ibadah saja, melainkan mereka juga tetap berharap sekali mendapatkan rahmat dan magfirah dari Allah swt. walaupun tingginya tingkat ibadah dan kezuhudan mereka kepada-Nya dalam kehidupan dunia ini. Wallahu a’lam.
    Sufyan bin ‘Ayyinah dari Wahib ibnul Ward berkata,    “Ketika aku berada di Bathnul Wadi, ada seseorang yang memegang pundakku seraya berkata, ‘Wahai Wahib, takutlah kamu Allah karena kekuasaan-Nya atasmu, dan malulah kamu kepada-Nya karena kedekatan-Nya kepadamu.’”
    Wahib berkata, “Aku segera menoleh ke sekitarku dan aku tidak mendapatkan seseorang pun.”
    Basyar ibnul Harits berkata, “Empat orang yang Allah angkat derajat mereka karena tidak memakan makanan kecuali dari yang halal, yakni Wahib ibnul Ward, Ibrahim bin Adham, Yusuf bin Asbath, dan Salim al-Khawwash.”
Wahib berkata, “Takutlah kamu untuk mencerca iblis di tempat terbuka padahal kamu menjadi temannya dalam kesendirianmu.”

0 comments:

Post a Comment