KESALAHANKU BESAR NAMUN AMPUNAN-MU BERLIMPAH

Sa’id bin Tsa’libah al-Warraq berkata, “Ketika pada suatu malam kami bersama seorang dari ahli ibadah di pantai Basiraf. Dia terus menangis dan menangis tidak berhenti sampai kami hampir masuk waktu akan terbit fajar dan dia tidak berbicara apa-apa.”
    Kemudian orang itu berkata, “Kesalahanku besar, namun ampunan-Mu berlimpah. Gabunglah antara kesalahanku dengan ampunan-Mu wahai Yang Maha Pemurah.”
    Sa’id berkata, “Maka, orang-orang dari segala arah saling berteriak histeris.”
    Menangis bagi para ahli ibadah merupakan tanda tobat dan kelenturan hati yang khusyu kepada Allah. Begitulah keadaan para ahli ibadah yang bertobat kepada Allah dan itu yang selalu menjadi ciri khas mereka. Na’udzubillah dari mata yang tidak pernah menangis, karena mata yang tidak pernah menangis karena takut kepada Allah menjadi mata yang keras yang jauh untuk menyambung kepada Tuhannya dan nantinya akan menjadi lebih dekat kepada azab Allah jika tidak segera menemukan kasih sayang dan rahmat Allah swt. dengan banyak menangis dan khusyu kepada-Nya.

0 comments:

Post a Comment