Nabi Ibrahim dan Keridhaannya Ketika Dilemparkan Ke dalam Api

Kaum Nabi Ibrahim memutuskan untuk menyelamatkan tuhan-tuhan mereka. Oleh dari itu, mereka akan membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup, karena telah berani menghancurkan patung-patung yang menjadi tuhan-tuhan mereka itu. Hal tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an.
Mereka mulai mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Nabi Ibrahim. Mengumpulkan kayu bakar tersebut berlangsung hingga beberapa lama. Semua orang ikut andil melakukannya, hingga ada seorang wanita yang jika sedang sakit, dia bernazar seandainya sembuh waktu itu juga, dia akan langsung ikut mengangkut kayu bakar yang dipersiapkan untuk membakar Nabi Ibrahim tersebut.   
Kemudian mereka membuat sebuah galian yang berukuran besar dan meletakkan kayu-kayu tersebut di dalamnya. Setelah itu, mereka membakarnya, hingga nampak nyala api yang berkobar-kobar dengan percikan-percikannya yang dahsyat. Sebuah pemandangan yang tidak pernah dijumpai sebelumnya.
Kemudian Nabi Ibrahim diletakkan di atas manjaniq ( sebuah alat pelempar batu dalam peperangan ) dalam keadaan terikat. Dalam kondisi yang demikian itu, Nabi Ibrahim bermunajat kepada Allah dengan berkata, "Ya Allah, tiada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Bagi-Mu segala puji dan Kepunyaan-Mu lah seluruh kerajaan. Tiada sekutu bagi-Mu". Lalu pada saat Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api dengan menggunakan manjaniq, dia berkata, "Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung".
Ibn Abbas berkata, "Perkatan, cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung, diucapkan oleh Nabi Ibrahim tatkala dia dilemparkan ke dalam api. Dan perkataan yang sama, juga diucapkan oleh Nabi Muhammad saw. tatkala dikatakan kepada beliau –sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur'an—,

“Sesungguhnya orang-orang telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka." Maka perkataan itu malah menambah keimanan mereka (yaitu orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya) dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung." Maka mereka kembali dengan ni'mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa". (Ali Imran: 173-174).
Maka karena munajatnya memohon pertolongan dari Allah, Allah segera menurunkan pertolongan kepada hamba-Nya, Rasul-Nya dan juga kekasih-Nya, Ibrahim, yang selalu ridha dengan qadha dan qadar-Nya.  Hal itu sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur'an,

"Kami berfirman, "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." (al-Anbiyaa`: 69).
Kemudian Nabi Ibrahim pun keluar dari kobaran api dalam keadaan selamat, tidak tersentuh sedikit pun oleh bara api. Segala puji hanya bagi Allah.

0 comments:

Post a Comment