Putri-Putri Rasulullah Menjadi Tawanan, Wahai Yazid?

Setelah Husain bin Ali r.a. terbunuh di Karbala sebagai syahid, kepalanya dipenggal dan diserahkan kepada Khalifah Bani Umayyah Yazid bin Mu’awiyah di Syam bersama seluruh keluarga Husein termasuk Sayyidah Zainab r.a. binti Ali r.a dan juga Fatimah putri Husein r.a.
Ketika pasukan-pasukan itu datang menghadap Yazid bin Mu’awiyah sambil membawa kepala Husain, salah seorang di antara mereka, yaitu Mahfaz bin Tsa’labah berkata, “Kami bawa kepada tuan kepala manusia yang paling hina dan keji.”
Yazid melarangnya mengucapkan hal itu dan berkata, “Dia tidak keji atau hina, tetapi  dia pemutus silaturrahim dan zalim.”
Kemudian  dia memandangi kepala Husein, lalu berkata kepada orang-orang di sekitarnya, “Tahukah kalian kenapa dia mendapat siksa seperti ini?  Dia mengatakan, ‘Ayahku lebih baik dari ayahnya, ibuku Fatimah lebih baik dari ibunya dan kakekku Rasulullah saw. lebih baik dari kakeknya, dan aku lebih baik darinya serta lebih berhak menjadi Khalifah.’”
Kemudian dia berkata, “Adapun ucapannya bahwa ayahnya lebih baik dari ayahku, hal itu karena ayahku pernah berdebat dengan ayahnya dan masyarakat yang lebih tahu siapa di antara keduanya yang benar. Sementara ucapannya, ‘Ibuku lebih baik dari ibunya,’ maka demi Allah Fatimah putri Rasulullah lebih baik dari ibuku. Sementara ucapannya, ‘Kakekku lebih baik dari kakeknya,’ maka sungguh semua orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak akan melihat ada tandingan untuk Rasulullah. Semua ucapan itu keluar dari pemahamannya semata sementara dia tidak membaca firman Allah,

KHAT
“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” ( Ali Imran: 26)

Fatimah binti Husein berkata kepada Yazid, “Putri-putri Rasulullah menjadi tawanan, wahai Yazid?”
Yazid menjawab, “Tidak, tetapi mereka adalah wanita-wanita yang mulia. Temuilah sepupu-sepupumu, niscaya kamu akan lihat bahwa aku sudah berbuat baik kepada mereka.”
Fatimah berkata, “Demi Allah, tiada yang tersisa pada kami selain beberapa sen saja.”
“Wahai putri saudaraku, apa yang aku berikan lebih besar daripada apa yang diambil darimu.”
Fatimah binti Husain, bibinya, dan seluruh keluarga Husain tinggal bersama keluarga Yazid bin Mu’awiyah. Kemudian mereka mengadakan hari duka selama tiga hari terhadap kematian Husain. Istri-istri Yazid bin Mu’awiyah juga turut menangisi kematian Husain. Setelah tiga hari berlalu, Yazid memberi mereka harta dan bekal lalu mengirim mereka kembali ke Madinah Munawwarah.
Akan tetapi, perlakuan Yazid bin Mu’awiyah ini tidak bisa membenarkan apa yang telah dilakukannya, yaitu membunuh Husain r.a. bersama para sahabatnya, apapun alasannya. Karena, Husain adalah pemimpin pemuda ahli surga. Dia tidak membaiat Yazid dan tidak bersedia tunduk kepadanya. Hal itu karena dia mengamalkan firman Allah, “Dan janganlah tunduk kepada orang-orang yang berlaku zalim....” Di samping itu, apa yang dilakukannya itu tidak bisa disebut keluar atau menyimpang dari jamaah, tetapi itu semua untuk menentang kezaliman yang dilakukan terhadap hamba-hamba Allah. Oleh karena itulah, dia memperoleh syahid dan menjadi pemimpin di surga kelak.

0 comments:

Post a Comment