Atha` bin Muslim dan Keridhaan kepada Allah

Abdurrahman bin Yazid bin Jabir berkata, “Pada suatu ketika kami dalam peperangan bersama Atha` al-Khurasani. Di masa-masa peperangan tersebut, Atha` selalu bangun malam dan melakukan shalat malam. Ketika telah berlalu sepertiga atau setengah malam, dari dalam tendanya dia memanggil kami, “Wahai Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, wahai Yazid bin Yazid, waha Hisyam ibnul Ghaz, wahai fulan bin fulan, bangunlah dan wudhulah, lalu lakukanlah shalat. Karena sesungguhnya shalat malam dan puasa di hari-hari ini lebih ringan dari pada meminum nanah dan potongan-potongan besi. Dengarkanlah wahyu Allah dan marilah menuju keselamatan”. Kemudian dia melakukan shalat.
Dia juga berkata, “Saya tidak berwasiat kepada kalian untuk memperhatikan dunia kalian, karena kalian memang sudah perhatian dan sangat ambisi kepada dunia kalian. Akan tetapi saya berwasiat kepada kalian untuk memperhatikan akhirat kalian. Maka ambillah dari dunia yang fana ini untuk bekal tempat yang kekal nanti. Dan jadikanlah dunia seperti sesuatu yang kalian tinggalkan, karena demi Allah kalian pasti akan meninggalkannya. Dan jadikanlah kematian sebagai sesuatu yang benar-benar akan kalian rasakan, karena demi Allah, kalian pasti akan merasakannya. Dan jadikanlah akhirat sebagai tempat yang benar-benar akan kalian tempati, karena demi Allah, kalian pasti akan menempatinya; ia adalah tempat semua manusia.
Setiap seorang yang pergi melakukan perjalanan pasti membawa bekal. Maka barang siapa membawa bekal yang baik dan cukup, maka dia pun merasa bahagia. Dan barang siapa tidak membawa bekal, maka dia pun akan menyesal. Apabila diterpa terik matahari dia tidak bisa berteduh. Dan apabila kehausan, dia tidak menemukan air untuk menghilangkan dahaga. Sesungguhnya perjalanan di dunia akan berakhir. Dan orang yang terbaik adalah yang bersiap-siap untuk perjalanan yang tidak pernah berakhir”.