TOBAT SEORANG SOPIR TAKSI

    Aku bekerja sebagai seorang supir taksi jarak jauh antara kota Jeddah dan Madinah al-Munawwarah. Aku telah mempu membeli sebuah mobil agar aku bisa bekerja sendiri dengan mobil itu. Aku tidak pernah melaksanakan kewajiban shalat dan bekerja bagiku lebih penting daripada shalat. Aku merasa bahwa dengan bekerja, tidak perlu lagi shalat karena bekerja itu adalah ibadah.
    Hal itu berlangsung sampai beberapa tahun siang dan malam. Sampai akhirnya aku kecanduan meminum pil penahan kantuk agar dapat membantuku melakukan perjalanan secara terus-menerus selama dua sampai tiga hari.
    Suatu hari aku dalam perjalan pulang ketika aku telah memutuskan untuk kembali ke rumah setelah aku mengantarkan penumpang yang ada bersamaku karena aku ingin istirahat. Setelah kami keluar dari kota Jeddah dan telah menempuh jarak yang cukup lumayan jauh, tiba-tiba aku dikejutkan dengan sebuah mobil yang lewat di sampingku dengan kecepatan yang sangat tinggi. Perasaanku terbetik bahwa akan terjadi sesuatu pada mobil tersebut.
    Ternyata, tidak lama kemudian aku melihat mobil tadi terbalik di hadapanku, dan bersamaan dengan terbaliknya mobil itu, aku melihat potongan-potongan tubuh pengemudi mobil itu beterbangan di udara.  Pemandangan saat itu sangat mengerikan sekali dan aku tidak bisa melupakannya walaupun aku sendiri sering menyaksikan peristiwa tabrakan di jalan raya. Para penumpang yang ada bersamaku berteriak dengan histeris dengan mengulang-ulang bacaan,

“Tidak ada daya dan kekuatan hanyalah Allah. Sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali.”
    Aku berkata kepada diriku sendiri bagaimana jika aku pada posisi anak muda itu, bagaimana aku menemui Tuhanku, apa yang akan aku katakan pada-Nya, bagaimana aku menemui-Nya tanpa pernah aku mendirikan shalat dan beribadah apalagi tidak pernah takut pada-Nya.
    Aku merasa bahwa sekujur tubuhku terasa menggigil sehingga aku tidak bisa lagi mengendarai mobil kecuali setelah tiga jam aku istirahat dan para pernumpang yang ada bersamaku merasa tenang karena kegemetaranku. Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku dan dalam perjalanan pulang ke Jeddah, aku melaksanakan shalat Maghrib dan Isya di jalan dan itu merupakan dua shalat pertama yang aku laksanakan dalam hidupku!!
    Aku segera kembali ke rumahku. Istriku pun melihat sebuah perubahan pada wajah dan penampilanku dan dia mengira bahwa aku baru saja meminum pil penahan kantuk. Sampai-sampai, dia marah di hadapanku. Namun, dengan bijaksana dan tenang aku katakan kepadanya, “Aku bersumpah kepada Allah bahwa aku tidak akan lagi menggunakan selamanya.”
    Akupun memberinya kabar gembira bahwa aku telah memulai melaksanakan shalat dan aku akan rajin menjalankannya, bahwa aku telah bertobat kepada Allah dan aku menangis sejadi-jadinya.
    Aku segera pergi ke tempat tidurku dengan dipenuhi perasaan takut mati, lantas dalam tidurku aku bermimpi memiliki beberapa istana, perusahaan, berbagai mobil dan jutaan uang, kemudian aku melihat diriku di antara pemakaman yang berpindah-pindah dari makam ke makam yang lain sedang mencari potongan-potongan tubuh pemuda yang badannya terpotong-potong di depanku, lantas aku sadar dan terbangun dari tidurku diselimuti perasaan takut.
    Aku terbangun dan lantas segera berwudhu. Lalu, aku shalat karena Allah sampai datang waktu subuh. Aku pergi ke masjid untuk shalat berjamaah. Setelah itu aku menjadi orang yang tekun untuk menjalankan shalat pada waktunya dan rajin mengikuti majelis taklim dan beberapa masjid.