DAHULU AKU DIJAUHI ALLAH DAN SEKARANG AKU TELAH DISELAMATKAN

Basyar ibnul Harits al-Hafi berkata, “Aku pernah mencegat ‘Ukbar al-Kurdi—salah seorang ahli ibadah—dan aku tanyakan kepadanya, ‘Bagaimana awal dahulu kamu kembali ke jalan Allah swt.?’”
    Dia menjawabnya, “Dahulu aku sering menyamun di beberapa jalan, di jalan itu ada tiga pohon kurma, satu di antaranya tidak berbuah. Ternyata ada seekor burung yang sering mengambil buah dari pohon yang berbuah dan membawanya ke pohon yang tidak berbuah. Aku pun terus memperhatikannya puluhan kali sampai akhirnya terbetik dalam hatiku, pergi dan perhatikan sana.” Aku melihatnya lebih dekat dan ternyata di ujung pohon kurma yang tidak berbuah itu ada seekor ular yang buta dan burung itu meletakkan kurma-kurma tadi ke dalam mulut sang ular.
    Aku langsung menangis seraya berkata, “Wahai Tuhanku, seekor ular ini telah Engkau perintahkan Nabi-Mu untuk membunuhnya dan telah Engkau jadikan dia buta tapi Engkau jadikan burung itu untuk mengurusnya. Sementara aku ini adalah hamba-Mu, aku telah menyatakan bahwa Engkau adalah Tuhan Yang Esa, Engkau jadikan aku sebagai seorang penyamun dan sering menimbulkan keresahan di jalan.”
    Tiba-tiba masuk dalam hatiku kata-kata, ”Wahai ‘Ukbar, pintu-Ku selalu terbuka.”
    Langsung saja aku mematahkan pedangku kemudian aku letakkan tanah di atas kepalaku. Aku berteriak, “Ampunan, ampunan.” Tiba-tiba ada suara yang menjawab dengan mengatakan, “Kami telah mengampuni kamu, kami telah mengampuni kamu.”
    Para sahabatku tercengang seraya mereka bertanya, “Ada apa denganmu? Kamu telah mengganggu kami.”
    Aku menjawab, “Dahulu aku dijauhi dan sekarang aku telah diselamatkan.”
    Mereka berkata, “Kami juga dahulu dijauhi dan sekarang kami telah diselamatkan.”
    Lantas kami membuang pakaian kami dan langsung kami semua berihram. Kami terus dalam keadaan seperti itu selama tiga hari. Kami berteriak dan menangis sampai kami linglung. Pada hari ketiga kami sampai ke sebuah kampung dan di sana ada seorang wanita yang kedua matanya buta sedang duduk di gerbang masuk kampung itu seraya dia berkata, “Adakah dari kalian yang bernama ‘Ukbar al-Kurdi?”
    Salah seorang dari kami menjawab, “Ya, apakah kamu ada perlu dengannya?”
    Wanita itu berkata, “Ya, selama tiga malam aku bermimpi bertemu Nabi saw. dalam tidurku dan beliau berkata, ‘Berikah ‘Ukbar al-Kurdi apa yang ditinggalkan oleh anakmu.’”
    Wanita itu memberi kami enam puluh bahan kain panjang yang sebagiannya kami jadikan kain dan kami teruskan perjalanan kami memasuki perkampungan sehingga akhirnya kami sampai ke Baitul Haram di Makkah al-Mukarramah.
Penulis berpendapat bahwa inilah dia tobat yang telah dilakukan oleh mereka yang bertobat kepada Allah, yang membuat hubungan antara mereka dengan Tuhan mereka semakin kuat. Pintu hubungan ini tidak pernah tertutup dan Allah ad-Dayyan tidak akan mati. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepada yang telah diutus sebagai rahmat bagi semesta alam.