AKU PASTI AKAN MENGHARUMKAN NAMAMU DI DUNIA DAN AKHIRAT

Ayyub al-‘Aththar berkata bahwa Basyar bin Harits al-Hafi bercerita kepadaku, “Aku akan menceritakan kepadamu tentang awal-awal pribadiku. Dahulu ketika aku sedang berjalan, aku melihat ada sehelai kertas di atas tanah yang di dalamnya terdapat tulisan Allah swt.. Aku segera memungutnya dan pergi ke sungai untuk mencucinya. Saat itu aku tidak memiliki uang kecuali hanya satu dirham yang kalau direcehkan menjadi lima ringgit. Kemudian aku pun membeli minyak wangi dengan empat ringgit itu dan membeli air mawar seharga satu ringgit. Aku usap-usap dan aku bersihkan nama Allah itu dan aku beri minyak wangi, kemudian aku pulang ke rumahku dan aku tidur. Pada saat aku tidur ada yang datang kepadaku seraya berkata, ‘Wahai Basyar, sebagaimana engkau telah mengharumkan nama-Ku, Aku pasti akan mengharumkan namamu. Dan sebagaimana kamu telah membersihkan nama-Ku itu, Aku pasti akan membersihkan hatimu.’38
    Sebelum dia menjadi seorang zahid dan ahli ibadah, dia sering hura-hura dan main-main, minum khamr dengan teman-teman jahatnya. Pada suatu hari ada seorang saleh yang melewati rumahnya dan orang itu mengetuk pintu, lalu keluarlah hamba wanitanya. Orang itu berkata kepada hamba wanita itu,  ‘Apakah pemilik rumah orang yang merdeka atau hamba sahaya?’
    Hamba sahaya itu menjawab, ‘Dia orang merdeka.’
    Orang itu berkata, ‘Engkau benar, jika dia adalah hamba sahaya maka dia akan menggunakan tatakrama dan sopan santun seorang hamba dan dia akan meninggalkan hura-hura dan main-main.’
    Ternyata Basyar mendengar obrolan mereka berdua dan dia segera bergegas ke pintu dengan berlari tanpa alas kaki sementara orang itu telah pergi, seraya dia berkata kepada hamba wanita itu, ‘Sial kau, siapa orang yang mengajakmu bicara di depan pintu?’
    Kemudian wanita itu menceritakan apa yang terjadi bersama orang saleh itu, dan dia bertanya, ‘Ke arah mana orang itu pergi?’
    Hamba itu menjawab, ‘Ke arah sana.’
    Basyar bin Harits mengikutinya dengan berjalan cepat tanpa alas kaki, sampai akhirnya dia menjumpainya dan berkata kepadanya, ‘Wahai tuanku, apakah Anda yang berdiri di depan pintu dan berbicara dengan hamba wanita itu?’
    Dia menjawab, ‘Ya, benar.’
    Basyar berkata kepadanya, ‘Tolong ulangi kepadaku kata-kata tadi.’
    Orang itu mengulang kata-katanya tadi kepadanya, dan langsung saja Basyar membantingkan kedua pipinya ke tanah sambil berkata, ‘Dia adalah seorang hamba, kemudian dia terus beribadah kepada Tuhannya dan segera meninggalkan hura-hura, main-mainnya, serta minum-minumnya. Dia berzuhud dari segara urusan dunia, sehingga dia menjadi salah seorang ahli ibadah yang sangat dikenal pada zamannya sampai dia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya, dan dia diberi nama Basyar al-Hafi (Basyar tanpa alas kaki).’”