TOBAT ASIAH ISTRI FIR

Dia menjadi contoh yang jarang adanya dari wanita yang telah Allah jadikan sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman dan juga Maryam binti Imran. Rasulullah saw. bersabda,

“Cukup bagimu empat orang dari wanita di dunia ini: Maryam binti Imran, Asiah istri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fathimah binti Muhammad saw..”45
    Asiah binti Muzahim adalah istri seorang musuh Allah yaitu Fir’aun pada masa Nabi Musa a.s.. Dia pernah mengasuh Musa dan menjadi ibu angkatnya setelah ibu kandung yang melahirkan dan menyusuinya.  Allah swt. mengutus Musa kepada Fir’aun dengan risalah kenabiannya dan mengajaknya kepada kebenaran dan menyembah kepada Allah Yang Esa dan mengajaknya agar membiarkan jalan bagi Bani Israil dan tidak menyiksa mereka. Namun, Fir’aun menolak dan menunjukkan kesombongannya.
    Akan tetapi Asiah, istrinya, langsung beriman kepada Musa dan risalah yang dibawanya. Dia percaya dengan kalimat-kalimat Allah dan apa yang telah Allah turunkan berupa kebenaran. Dia terus mendukung dan mempertahankan Musa dan dakwahnya di hadapan keganasan Fir’aun yang memang telah mengetahui perkara keislamannya dan tidak mau lagi tunduk dengan ketuhanan Fir’aun.
    Kemudian Fir’aun berusaha untuk memalingkannya dari jalan keimanan dengan melakukan penganiayaan dan penyiksaan terhadapnya di bawah panas matahari, hingga dia memohon kepada Allah swt., “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (at-Tahriim : 11)
    Allah swt. langsung mangabulkan doanya dan Allah menyelamatkannya dari Fir’aun dan para pasukannya ketika mereka hendak memasukkannya ke dalam sebuah kuali besar. Allah langsung mengangkatnya kepada-Nya dan mencabut nyawanya untuk selanjutnya hidup di Jannatun Na’im.
Allah swt. berfirman,
    “Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir‘aun, ketika dia berkata, ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.’” (at-Tahriim: 11)
    Asiah r.a. merupakan contoh dan teladan bagi wanita mukminah yang telah meninggalkan kekuasaannya dan tidak mau tunduk kepada orang-orang yang telah melakukan kezaliman dan terlepas dari mereka, karena dia adalah istri seorang raja Mesir yaitu Fir’aun. Namun, hal itu tidak menghalanginya untuk beriman kepada Allah swt. dan mengikuti rasul-Nya Musa a.s.. Dia tetap bersabar atas segala penyiksaan yang dialaminya dari sang suami, Fir’aun. Karena amalnya tersebut, yang menjadi ganjarannya adalah Jannatun Na’im, sementara balasan atas suaminya adalah neraka Jahanam yang kekal di dalamnya. Bahkan, Allah swt. telah menjadikan wanita ini sebagai contoh dan teladan bagi semua orang yang beriman. Dia telah termaktub dalam Al-Qur’an yang terus akan dibaca sampai hari Kiamat nanti.46