Seorang Ahli Ibadah di Bukit

Muhammad bin Husain berkata, “Aku diceritakan oleh Ahmad bin Sahal, dia diceritakan oleh Abu Farwah as-Saih—salah seorang ahli ibadah yang sangat mencintai Allah—dia berkata, ‘Ketika aku berjalan di salah satu bukit, tiba-tiba aku mendengar suara bergema. Aku berkata dalam hati, pasti ada sesuatu di sini.’
Aku mengikuti sumber suara itu. Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara, ‘Wahai Zat yang menghiburku dengan mengingat-Nya, menjauhkanku dari para makhluk-Nya dan yang selalu bersamaku dalam kebahagiaanku, kasihanilah hari ini ratapanku dan karuniakanlah kepadaku ma’rifah-Mu agar aku semakin dekat dengan-Mu wahai Yang Maha Pemurah kepada para kekasih-Nya, jadikanlah aku saat ini salah seorang kekasih-Mu yang bertakwa.’
Kemudian aku mendengar suara teriakan, tetapi aku tidak melihat siapa-siapa. Aku melangkah menuju suara itu dan ternyata aku menemukan seorang tua yang jatuh pingsan. Sebagian tubuhnya tersingkap lalu aku tutupi. Aku tetap berada di sampingnya sampai akhirnya  dia sadar.
Setelah sadar  dia bertanya, ‘Siapa kamu ini?’
‘Salah seorang anak cucu Adam,’ jawabku.
Dia berkata, ‘Menjauhlah dariku, dari kalianlah aku lari.’

Kemudian dia menangis dan bangkit. Dia lalu melangkah dan meninggalkanku. Aku berkata kepadanya, ‘Semoga Allah merahmatimu, tunjukkanlah jalan kepadaku.’ Lalu  dia menunjuk ke arah langit.”

SEMOGA ALLAH MENGUTUSMU UNTUK KEBAIKAN

Abbas bin Muhammad bin Abdurrahman al-Asyhali berkata, “Ayahku pernah bercerita kepadaku, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar suara lebah di pemakaman dan aku mendengar suara rintihan. Aku pun menelusuri untuk mencarinya dan ternyata ada Yahya bin Ayyub sedang berada dalam sebuah lubang dari lubang-lubang pemakaman itu. Dia sedang berdoa sambil menangis seraya berkata, ‘Wahai Penyejuk mata orang-orang yang taat, wahai Penyejuk mata orang-orang yang melakukan maksiat, bagaimana tidak menjadi Penyejuk mata orang-orang yang taat, dan Engkau telah memberikan mereka nikmat taat, dan bagaimana tidak menjadi Penyejuk mata orang-orang bermaksiat dan Engkau telah menutupi mereka dosa-dosa itu.’”
    Ayahku berkata, “Dia pun kembali menangis dan aku pun terbawa menangis. Hingga akhirnya dia mengetahui keberadaanku lalu dia berkata, ‘Ke sinilah, mudah-mudahan Allah mengutus kamu untuk kebaikan.’”57