TOBAT SEORANG PEMINUM KHAMR

Pada masa Khalifah Abbasiyah al-Mahdi, hidup Adam bin Abdul Aziz sebagai seorang pemuda Quraisy yang gemar minum khamr dan melucu. Kemudian Allah swt. memuliakannya dengan dia bertobat, setelah tobat dia rajin melaksanakan ibadah.
    Dia melantunkan syair seraya berkata dalam syair itu,
 
    Bukankah orang yang sabar untuk tidak meminumnya di hari ini.
    Dia akan mendapat ganjaran pada suatu hari nanti dari yang Mahakuasa.
    Dahulu aku sering minum dan ketika dikatakan tidak bisa berhenti.
    Aku tanggalkan bajuku dari siksa celaan dan aku jadi bersih.

    Sebagian orang menuduhnya sebagai seorang zindiq, maka khalifah pun memukulnya dengan cambuk, namun dia tetap saja berpegang pada keimanannya dan menolak zindiq itu seraya berkata, “Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, aku tidak pernah menyekutukan Allah sedetik pun, melainkan dahulu aku adalah seorang anak muda yang suka minum khamr dan sering melucu, kemudian Allah mengampuniku dan aku pun mengganti kebaikanku dengan kebaikan.”

Nasihat Ubadah bin Shamit Kepada Putranya

Al-Walid bin Ubadah datang menjenguk ayahnya Ubadah bin Shamit yang sedang sakit menjelang wafatnya. Al-Walid berkata padanya, "Wahai Ayah, duduklah dan berilah saya nasihat". Kemudian Ubadah pun duduk dan berkata pada anaknya, "Wahai anakku, kamu tidak akan bisa merasakan lezatnya iman, dan tidak akan dapat sampai pada hakikat iman, hingga kamu beriman kepada takdir Allah yang baik maupun takdir yang buruk". Lalu al-Walid berkata, "Bagaimana saya dapat mengetahui mana takdir yang baik dan mana yang buruk?" Ayahnya menjawab, "Kamu dapat mengetahuinya dengan meyakini bahwa apa yang ditetapkan untuk tidak menimpamu pasti tidak akan menimpamu, dan apa yang telah ditetapkan untuk menimpamu pasti akan menimpamu, tidak akan meleset sedikit pun. Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Sesuatu yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Lalu Dia memeritahkan padanya, "Menulislah!" Maka seketika itu juga ia menulis segala sesuatu yang ada, dan tidak akan berhenti sampai hari kiamat". Kemudian Ubadah melanjutkan nasihatnya, "Jadi, jika kamu mati dalam keadaan yang tidak seperti itu ( dalam keadaan ingkar terhadap takdir Allah ), maka kamu akan masuk neraka".