Keridhaan Rasulullah Saw. dan Para Sahabat kepada Qadha Allah

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata, “Pada suatu siang, Abu Bakar keluar rumah menuju masjid. Lalu Umar melihat Abu Bakar, maka Umar bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang membuatmu keluar ketika matahari terik begini?”
Abu Bakar menjawab, “Tak ada yang membuatku keluar rumah di saat terik begini kecuali rasa lapar yang sangat menyayat”.
Umar pun berkata, “Demi Allah, saya juga begitu”.
Ketika mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba Rasulullah saw. datang keluar dari rumah beliau dan menemui mereka, kemudian bertanya, “Apa yang membuat kalian keluar rumah di waktu begini?”
Mereka menjawab, “Demi Allah tidak ada yang membuat kami keluar rumah, kecuali rasa lapar yang menyayat perut kami”.
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Demia Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, saya juga keluar rumah karena hal itu. Marilah kita pergi”.
Lalu mereka mendatangi rumah Abu Ayub al-Anshari r.a.. Dan biasanya Abu Ayub memang menyimpan makanan atau susu untuk Rasulullah saw.. Namun hari itu Rasulullah saw. datang agak terlambat, sehingga Abu Ayub telah memberikannya kepada keluarganya, lalu pergi ke kebun kurmanya.
Ketika Rasulullah saw. kedua sahabat beliau sampai di depan rumah Abu Ayub, isterinya pun keluar dan menyambut beliau, “Selamat datang Nabi Allah dan kedua sahabat”.
Nabi Muhammad saw. bertanya kepadanya, “Mana Abu Ayub?”
Abu Ayub yang sedang bekerja di kebun kurmanya mendengar kedatangan Rasulullah saw.. Lalu dia buru-buru menemui beliau dan berkata, “Selamat datang Nabi Allah dan kedua sahabat. Wahai Nabi Allah, engkau tidak datang seperti waktu biasanya”.
Rasulullah saw. menjawab, “Engkau benar”.
Lalu Abu Ayub segera pergi ke kebun, lalu memotong setandan kurma, yang di dalamnya terdapat kurma matang, kurma basah dan kurma yang masih sangat muda.
Rasulullah saw. pun bertanya, “Saya tidak menginginkan semuanya. Mengapa engkau tidak menghidangkan kurma matang saja?”
Abu Ayub berkata, “Wahai Rasulullah, saya ingin engkau memakan kurma matang, kurma yang basah dan yang muda dari pohon itu. Dan saya akan menyembelih kambing dulu”.
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Kalau begitu jangan sembelih yang susunya dapat diperah”.
Lalu Abu Ayub mengambil seekor kambing betina muda dan menyembelihnya.
Lalu berkata kepada isterinya, “Buatlah roti untuk kami dan engkau lebih tahu cara membuat roti”. Lalu Abu Ayub memasak setengah dari daging kambing tersebut dan memanggang setengahnya. Ketika makanan sudah siap dan Abu Ayub menghidangkannya, Rasulullah mengambil daging kambing itu dan memasukkannya ke dalam roti, lalu bersabda, “Wahai Abu Ayub, berikanlah ini kepada Fathimah. Dia belum makan seperti ini sejak beberapa hari”.
Lalu Abu Ayub pergi menemui Fathimah. Setelah mereka makan dan kenyang, Rasulullah saw. bersabda, “Roti, daging, kurma masak, kurma mentah dan kurma muda”. Lalu air mata beliau mengalir. Dan beliau bersabda lagi, “Demi Allah, sesungguhnya ini adalah nikmat yang kelak di hari kiamat kalian akan ditanya tentangnya”.

Aku Mengenal Suamiku Seorang Manusia Biasa Bukan Pemberi Rezeki

Seorang lelaki pergi berjihad di jalan Allah dengan meninggalkan istri dan anak-anaknya. Suatu hari datanglah beberapa orang wanita mengunjungi istri tersebut dan mereka berkata, “Wahai istri yang malang, siapa yang akan menafkahi keluargamu dan mengayomi anak-anakmu sementara suamimu pergi berjihad, dan boleh jadi dia mati di medan perang?”
Wanita salehah dan mukminah itu melihat kelemahan iman yang tampak dari ucapan mereka. Dia berkata, “Sesungguhnya aku mengenal suamiku seorang manusia biasa dan aku tidak pernah mengenalnya sebagai Maha Pemberi. Jika manusia (yang hanya bisa makan) mati, maka Sang Maha Pemberi rezeki akan tetap kekal.”
Hal ini merupakan pelajaran berharga yang diberikan oleh seorang istri yang beriman kepada Tuhannya bagi para wanita yang lemah iman dan terasuki bisikan setan. Dia sangat menyadari bahwa Allah-lah Pemberi rezeki dan Yang Mahakuat. Sementara, suami atau yang lainnya hanyalah salah satu faktor rezeki yang Allah turunkan kepada hamba-hamba-Nya.