Abdullah bin Umar dan Keridhaannya kepada Allah

Abdullah bin Umar bin Khathtab berkata, “Ayat berikut ini terlintas di hatiku, “

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan ( yang sempurna ), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai”. ( Ali Imran: 92 ). Lalu saya mengingat-ingat apa yang diberikan Allah kepadaku. Maka saya tidak ada yang lebih saya sukai dari seorang budak wanitaku yang bernama Rumaitsah. Maka saya katakan kepadanya, “Engkau merdeka karena Allah semata”. Dan saya tidak ingin mengambil kembali apa yang saya berikan kepada Allah. Kalau bukan karena hal itu, pasti saya menikahinya”.
Lalu Ibnu Umar menikahkannya dengan maulanya, Nafi’, padahal budak wanita itu adalah ibu dari anaknya.
Saya ( penulis ) katakan, “Demikian para sahabat ketika turun firman Allah,

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan ( yang sempurna ), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai”. ( Ali Imran : 92 ).
Yang dimaksud dari kata al-Birr dalam ayat tersebut adalah surga. Ketika ayat ini turun, masing-masing mereka pun segera mengeluarkan milik mereka yang paling mereka sukai karena Allah ‘azza wajalla, untuk mendapatkan surga yang Allah sediakan bagi hamba-hamba-Nya yang bertakwa.