TOBAT SEORANG AHLI IBADAH DARI SYAHWAT BERBICARA

Ibnul Jauzi menyebutkan dari Ibnu Masruq yang berkata, “Aku mendengar Sirri bercerita, ‘Ketika kami sedang berjalan di negeri Syam, kami melenceng dari jalan raya ke arah sebuah gunung yang di sana terdapat seorang ahli ibadah. Ada seorang dari rombongan itu yang berkata,  ‘Sesungguhnya kita telah melenceng dari jalan itu, dan di sini ada seorang ahli ibadah. Mari kita mendatanginya, kita memohon mudah-mudahan Allah swt. memberikan taufik-Nya dan orang itu mau kita ajak bicara.’
    Kami pun pergi mendatanginya lantas kami mendapatkan dia sedang menangis. Sirri berkata, ‘Apa yang membuat ahli ibadah ini menangis?’
    Dia menjawab, ‘Bagaimana aku tidak menangis? Jalan itu sulit untuk ditempuh dan orang-orang yang berjalannya semakin sedikit. Pekerjaan itu telah dijauhi dan orang-orang yang mau melakukannya pun semakin sedikit, kebenaran semakin sedikit, perkara ini telah hilang dan aku tidak melihatnya kecuali di lidah setiap kebatilan yang disebut dengan hikmah dan dijauhi perbuatan. Keringanan dan takwil telah dibentangkan dan uzur dengan tergelincir karena sakit.’
    Kedua, dia berteriak dengan sebuah teriakan dan berkata, ‘Bagaimana hati mereka tertarik pada jiwa keduniaan dan terputus dari jiwa kerajaan langit?’
    Kemudian dia berkata yang membuatnya tidak tahu fitnah ulama dan tergesah dari keraguan menyampaikan dan dia berjalan berkeliling, lantas dia berkata, ‘Di mana orang-orang baik dari para ulama? Bahkan, di mana orang-orang baik dari para ahli zuhur?’
    Kemudian dia menangis dan berkata, ‘Mereka telah sibuk dan demi Allah dia menyebut diam yang panjang, dan berhasrat menjawab tentang menyebut surga, neraka, dan pahala.’ Kemudian dia berkata, ‘Aku memohon ampun kepada Allah dari syahwat omongan, pergilah kalian dariku.’
    Kami pun membiarkannya terus menangis dan diri kami telah dipenuhi dengan perasaan duka cita dan keresahan hati.