Tetap Teguh Saat Ajal Menjemput

Ibnul Jauzi dan Ibnu Rajab al-Hambali, “Ada seorang pemuda syahid di peperangan, lalu orang-orang datang bertakziyah kepada ayahnya.
Kemudian ayahnya, seorang lelaki yang takwa dan saleh, menangis seraya berkata, “Saya tidaklah menangis karena kematiannya. Akan tetapi saya menangis karena memikirkan bagaimana keridhaannya kepada Allah ketika pedang-pedang musuh membunuhnya?”.
Saya ( penulis ) katakan, “Sang ayah, seorang ahli ibadah dan seorang fakih, tidak merasa congkak karena anaknya terbunuh di medan perang di tangan para musuh dan orang-orang berkata bahwa dia adalah syahid. Akan tetapi dia ingin tahu bagaimana kondisi anaknya ketika terbunuh; apakah dia ridha kepada qadha dan qadar Allah? Dan itulah keridhaan Allah kepada hamba-Nya dan keridhaan seorang hamba kepada Allah.
Semoga Allah meridhai mereka semua”.