Rasul Memberi Kabar Gembira kepadanya tentang Kesyahidan

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang ingin melihat seorang syahid yang berjalan di muka bumi, maka lihatlah Thalhah bin Ubaidillah.” 
Suatu ketika Rasulullah bersama Abu Bakar r.a., Umar, Utsman, Thalhah, dan Zubair berada di Bukit Hira`. Tiba-tiba bergeraklah salah satu batu besar di atasnya. Nabi bersabda, “Tenanglah wahai batu, yang ada di depanmu ini tak lain adalah nabi, shiddiq, dan syahid.”  Rasulullah saw. menamakan Thalhah dengan Thalhah al-Fayyadh (yang sangat pemurah) dan juga Thalhah al-Jawwad (yang sangat dermawan).
Thalhah bin Ubaidillah terbunuh pada tahun 36 H dalam Perang Jamal (Perang Unta). Dia dibunuh oleh salah seorang yang mengobarkan api fitnah. Dia langsung dikuburkan di medan perang. Seorang lelaki datang menemui putrinya, Aisyah binti Thalhah, lebih tiga puluh hari setelah kematian Thalhah dan berkata kepadanya, “Aku bermimpi bertemu dengan Thalhah dan dia berpesan, ‘Katakan kepada Aisyah, pindahkan aku dari tempat ini karena tanah basah di tempat ini menggangguku.’”
Kuburannya terletak di dekat sungai. Aisyah segera menuju ke kuburan ayahnya. Akhirnya, orang-orang membongkar kembali kuburnya dan mereka pindahkan ke tempat lain. Perawi cerita ini mengatakan, “Jasadnya tidak berubah sama sekali, kecuali beberapa rambut di sebelah dagu atau kepalanya.”  Sudah dimaklumi bahwa tanah tidak akan memakan jasad para nabi dan syuhada`.