Kenapa Mesti Resah?

Ibrahim bin Adham rahimahullah memberikan karcis pengobatan kepada seorang lelaki yang selalu merasa resah. Ibrahim berkata kepadanya, “Wahai sahabat, aku akan bertanya kepadamu tentang tiga perkara, jadi tolong kamu jawab!”
“Baik,” jawab laki-laki itu.
Ibrahim memulai, “Apakah di alam ini pernah terjadi sesuatu di luar kekuasaan dan kehendak Allah?”
“Tidak.”
“Apakah ada rezekimu yang telah ditakdirkan oleh Allah berkurang?”
“Tidak.”
“Apakah ajal yang telah Allah tetapkan bagimu untuk hidup akan berkurang walau sesaat?”
“Tidak.”
“Jadi, kenapa mesti resah?”

Mendoakan Tiga Ratus Sahabat Setiap Hari

Abu Abdullah bin Khatib menceritakan, “Abu Hamdun mempunyai selembar kertas yang di sana tertera tiga ratus nama sahabat-sahabatnya. Dia selalu mendoakan mereka setiap malam. Suatu malam dia lupa mendoakan mereka, lalu dia tidur. Dalam tidur, dia bermimpi mendengar ada sebuah suara yang berkata kepadanya, “Wahai Abu Hamdun, kamu belum menyalakan lampu-lampumu malam ini.”
Dia segera terjaga dan kemudian dia menyalakan lampunya, lalu dia ambil kertas yang berisi nama-nama sahabatnya itu, kemudian dia mendoakan mereka satu persatu sampai selesai.

Abu Hamdun adalah seorang ahli qiraat terkenal dan ahli zuhud di masanya. Dia selalu mencari daerah yang di sana belum ada orang yang bisa mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain. Kemudian dia mengajarkan kepada mereka. Jika mereka sudah hafal Al-Qur’an, dia akan berpindah dan mencari tempat yang lain.

WAHAI ORANG YANG LENGAH, YANG MAHAMULIA SELALU MENJAGANYA

Yusuf ibnul-Husain meriwayatkan, dia berkata, “Aku pernah bersama Dzun Nun al-Masri di tepi sungai, dan aku melihat seekor kalajengking besar di pinggir sungai sedang berhenti. Tiba-tiba ada seekor katak keluar dari sungai itu dan kalajengking itu menaiki katak tersebut. Katak itu berenang sehingga kalajengking itu bisa menyeberang sungai.”
    Dzun Nun berkata, “Sesungguhnya ada sesuatu pada kalajengking itu, mari ikut aku!”
    Kami lalu menelusuri jejaknya. Ternyata… ada seorang laki-laki yang sedang tidur karena mabuk. Tiba-tiba ada seekor ular yang dating. Lantas ular itu menaiki badan laki-laki itu dari sebelah pusarnya menuju ke dadanya dan dia ingin memangsa telinganya. Melihat itu, langsung saja kalajengking itu menerkam ular tadi dan mengantupnya. Ular itu pun terkapar dan batal memangsa laki-laki itu, sementara kalajengking itu kembali ke sungai dan datanglah katak, kemudian dia menaikinya dan menyeberangi sungai.
    Dzun Nun segera menggerak-gerakkan laki-laki yang sedang tidur itu sampai dia membuka kedua matanya seraya berkata, “Wahai anak muda, lihatlah apa yang telah Allah lakukan untuk menyelamatkanmu. Kalajengking ini datang lantas membunuh ular ini yang ingin memangsamu.” Kemudian Dzun Nun membuat syair seraya berkata,
    Wahai seorang yang lengah, Yang Mahamulia selalu menjaganya
    Dari setiap kejahatan yang datang di kegelapan
    Bagaimana mata-mata itu tidur dari Maha Diraja
    Yang datang dari-Nya segala kenikmatan

    Anak muda itu segera bangkit dan berkata, “Wahai Tuhanku, ini yang telah Engkau lakukan terhadap orang yang selalu bermaksiat kepada-Mu, bagaimana kasih sayang-Mu kepada orang yang menaati Engkau?”
    Aku bertanya, “Ke mana?”
    Dia menjawab, “Taat kepada Allah.”
    Aku katakan sesungguhnya rahmat Allah itu sangat dekat dengan hamba-hamba-Nya. Dia adalah sebaik-baik Penjaga dan Yang Maha Pengasih, Dia Yang Mahaperkasa atas hamba-hamba-Nya dan selalu mengirim penjagaannya kepada kalian.
    Allah telah menjaga pemuda yang penuh dosa itu. Tentunya bagaimana dengan hamba-Nya yang taat, sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Sekutu dan sebaik-baik Penjaga, Mahasuci Allah dan Mahamulia.