Empat Orang Syahid dalam Perang Yamamah

Al-Hakim meriwayatkan dari Amr bin Abdirrahman dari ayahnya r.a., dia berkata, “Ketika perang Yamamah, Zaid Ibnul Khathab membawa panji orang-orang muslim. Ketika itu orang-orang muslim kewalahan menghadapi musuh, hingga beberapa orang muslim nampak ketakutan dan mundur. Maka Zaid Ibnul Khathab pun berseru, “Orang-orang itu bukanlah ksatria sejati. Orang-orang itu bukanlah ksatria sejati”.
Lalu dia berteriak, “Ya Allah, saya mohon ampun atas sahabat-sahabat saya yang melarikan diri. Dan saya terbebas dari apa yang dibawa oleh Musailamah dan Muhkam Ibnuth Thufail”. Muhkam Ibnuth Thufail adalah panglima perang pasukan Musailamah al-Kadzdzab.
Maka dia pun mengikatkan panji yang dia bawa, lalu maju ke tengah-tengah barisan musuh dan mengayunkan pedangnya,  hingga akhirnya dia –rahimahullah—terbunuh.
Ketika panji pasukan muslim jatuh, Salim Maula Abi Hudzifah r.a. mengambilnya.
Maka orang-orang muslim berkata, “Wahai Salim, kami takut diserang sebelum engkau maju”.
Maka Salim berkata kepada mereka, “Sungguh saya pembawa Al-Qur`an yang paling buruk jika saya melarikan diri meninggalkan kalian”.
Dan Salim berkata kepada Tsabit bin Qais, “Dulu di zaman Rasulullah saw. kita tidak berperang seperti ini”.
Kemudian mereka berdua menggali parit lalu masuk ke dalamnya. Lalu keduanya berperang di sana hingga terbunuh, dan ketika itu panji orang-orang Muhajirin masih bersama Salim”.
- Dan diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri r.a., dia berkata, “Saya mendengar Abbad bin Bisyr berkata, “Wahai Abu Sa’id, malam ini saya bermimpi seakan-akan langit telah dibukakan untuk saya, kemudian menutup saya. Maka insya Allah itu adalah kematian syahid bagi saya”.
Saya katakan, “Demi Allah, engkau melihat hal yang bagus”.
Kemudian pada peperangan Yamamah saya memperhatikan Abbad bin Bisyr. Dia berteriak memberi semangat kepada orang-orang Anshar, “Hancurkan tempat-tempat pedang musuh dan memisahlah”.
Kemudian sejumlah orang Anshar berkata, “Pilihlah kami, pilihlah kami, pilihlah kami”. Lalu mereka memilih empat ratus orang Anshar lalu menuju ke pintu kebun tempat berlindung Musailamah al-Kadzdzab. Empat ratus orang itu adalah orang-orang Anshar, tidak ada selain mereka. Di bagian depan barisan mereka adalah Abbad bin Bisyr, Abu Dajjanah dan al-Barra` bin Malik. Ketika sampai ke pintu kebun tempat perlindungan Musailamah, mereka pun berperang dengan penuh semangat.
Kemudian Abbad bin Bisyr r.a. terbunuh, dan saya lihat di wajahnya terdapat banyak sabetan pedang, hingga saya tidak mengenalinya kecuali dengan sebuah tanda yang ada di tubuhnya”.