Sabar Ketika Sakit

Ibnu Atsir berkata, “Beberapa orang sahabat Nabi menjenguk Khabab. Mereka berkata, ‘Bergembiralah wahai Abu Abdillah, karena kau akan bertemu dengan saudara-saudaramu di haudh (kolam di surga).’”
Khabab berkata, “Kalian mengingatkanku pada kawan-kawan yang telah mendahului kita, dan mereka belum mendapatkan balasan perjuangan mereka sedikit pun (berupa kemenangan dan kesenangan dunia), sementara kita masih berada di dunia setelah mereka, dan kita telah mendapatkan dunia yang kita khawatirkan akan menjadi balasan dari segala amalan tersebut.”
Sakit Khabab semakin parah, sehingga dia terpaksa diobati dengan menggunakan besi panas sebanyak tujuh kali.  Dia berkata, “Kalau bukan karena Rasulullah telah melarang kita berdoa meminta kematian, niscaya aku sudah berdoa untuk mati.” Hal itu karena parah dan pedihnya sakit yang dirasakannya.
Khabab tinggal di Kufah.  Dia hidup di sana dan dimakamkan di sana.  Dia menjadi sahabat pertama yang dimakamkan di Kufah.
Imam Ali bin Abi Thalib r.a. berkata tentang Khabab saat dia lewat di kuburannya ketika kembali dari Perang Shiffin, “Semoga Allah merahmati Khabab.” Dia masuk agama Islam dengan hati suka, hijrah dengan penuh taat, hidup sebagai seorang mujahid, diberi cobaan pada tubuhnya, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat amal kebaikan.” Semoga Allah swt. meridhainya dan seluruh sahabat.
Khabab bersabar menanggung berbagai siksaan kaum musyrikin dan berbagai penderitaan di jalan Allah. Khabab berkata kepada Umar ibnul Khaththab, ketika dia bertanya tentang apa siksaan yang dia terima dari kaum musyrikin, “Wahai Amirul Mukminin, lihat punggungku ini.”
Umar melihat punggungnya, lalu berkata, “Aku tidak pernah melihat punggung seseorang seperti yang kulihat hari ini.”
Khabab berkata, “Dinyalakan api sampai berasap, dan api itu dipadamkan di dalam daging punggungku.”
Dia juga bersabar terhadap parahnya sakit yang dia derita di akhir-akhir kehidupannya, sampai dia menemui Allah swt. dalam  keadaan ridha dan diridhai.
Sungguh beruntung kau, wahai Khabab. Semoga Allah swt. meridhaimu dan menempatkanmu di surga Firdaus yang tertinggi, serta mempertemukan kami denganmu dalam kondisi yang paling baik.
Dia termasuk di antara orang yang pertama masuk Islam, dia menanggung segala penderitaan dan tetap bersabar. Dia disiksa dengan api dan tetap sabar, bahkan dalam kondisi sakit yang akhirnya mengantarkannya pada kematian. Sakitnya semakin parah, dan dia tetap bersabar, sehingga dia memperoleh balasan sebagaimana halnya orang-orang sabar terdahulu.

Keridhaan Yusuf bin Ya'qub A.s. Terhadap Qadha Allah

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya az-Zuhd dari Abu Abdullah, muazzin kota Tha'if, dia berkata, "Malaikat Jibril datang kepada Nabi Yusuf dan berkata padanya, "Wahai Yusuf, apakah penjara membuatmu susah?" "Ya", jawab Nabi Yusuf singkat. Lalu malaikat Jibril berkata, "Kalau begitu, katakanlah, "Ya Allah, karuniailah saya kemudahan dan kelonggaran pada setiap urusan yang memberatkan saya, baik itu urusan dunia, maupun urusan akhirat. Berilah saya rizki dengan jalan yang tidak saya duga, ampunilah dosa saya, kuatkanlah harapan saya, dan jadikanlah harapan saya tersebut hanya kepada-Mu".
Lalu Nabi Yusuf pun mengucapkan do'a tersebut, dan dia telah ridha dengan qadha dan qadar Allah. Maka Allah pun membukakan jalan kemudahan baginya. Dia dikeluarkan dari penjara, lalu diangkat menjadi menteri Mesir, yang dengan itu dia menjadi seorang yang mempunyai kedudukan penting di Mesir.