Zuhudnya Ahmad bin Hanbal

Rahilah berkata, “Suatu kali aku berada di dekat rumah Ahmad bin Hanbal. Pintunya tidak tertutup rapat. Terdengar istrinya berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya kita berada dalam kondisi yang sangat sulit, sementara rumah Shalih (salah seorang tetangga mereka) makan dengan enak dan berkecukupan.’ Ahmad selalu berkata kepada istrinya, ‘Ucapkanlah perkataan yang baik.’ Salah seorang anaknya datang sambil menangis. Ahmad berkata kepadanya, ‘Apa yang kau mau?’ Sang anak menjawab, ‘Anggur.’ Ahmad berkata, ‘Pergilah ke tukang buah dan belilah sedikit buah!’”
Ahmad bin Hanbal pernah berkata, “Makanan saat ini (di dunia) bukanlah makanan sesungguhnya (seperti di akhirat) begitu pula dengan pakaian. Hari-hari ini tidak akan lama. Sesungguhnya hari yang paling berbahagia bagiku adalah ketika di pagi hari itu aku tak punya apa-apa.”

Shalih putra Ahmad bin Hanbal berkata, “Terkadang aku lihat ayahku mengambil sepotong roti keras lalu dibersihkannya dari debu-debuan, kemudian dia letakkan di atas sebuah mangkok lalu dituangkannya air, sehingga roti itu menjadi lunak, kemudian dimakannya dengan garam. Aku tidak pernah melihatnya membeli buah delima, jeruk atau buah-buahan lainnya, kecuali dia pernah membeli semangka lalu dimakannya dengan roti atau dengan anggur atau korma. Adapun selain itu, aku tak pernah melihatnya membeli apa-apa.
Terkadang dibuatkan untuknya roti, lalu dia meletakkan di sebuah mangkok ‘adas (sejenis kacang-kacangan) dan daging serta beberapa biji korma, kemudian dia khususkan untuk anak-anaknya di sebuah mangkok, lalu dia sedikit bergurau dengan mereka kemudian dia memberikan makanan itu kepada mereka. Mereka tertawa dan makan dengan senang. Dia sering menjadikan cuka sebagai sambalnya dan membeli daging seharga satu dirham. Daging sedirham itu dia makan selama sebulan. Setelah kembali dari menghadap Khalifah Al-Mutawakkil  dia banyak berpuasa dan tidak makan yang berlemak sehingga aku mengira bahwa itu sudah diniatkannya jika dia selamat dari fitnah Khalifah.” 

0 comments:

Post a Comment