Saya Takut Allah Melimpahkan Semua Balasan Amal Baik Saya Di Dunia Ini

Diriwayatkan oleh as-Samarqandi dari Utsman bin Abdul Khumaid bin Lahiq dari ayahnya dari kakeknya dari Muslim bin Yasar, dia berkata, "Pada suatu ketika saya datang ke Bahrain. Di sana saya diterima sebagai tamu oleh seorang wanita yang mempunyai banyak anak, mempunyai budak, harta dan kemudahan duniawi lainnya. Akan tetapi saya lihat dia selalu dirundung perasaan sedih. Maka ketika hendak berpamitan pergi, saya bertanya padanya, "Ada yang bisa saya bantu?" Dia menjawab, "Ya, jika kelak anda datang lagi ke negeri kami ini, singgahlah di rumah saya ".
Muslim bin Yasar berkata, "Setelah beberapa tahun saya tidak pernah berjumpa kembali dengannya. Kemudian setelah itu saya singgah lagi ke rumahnya. Akan tetapi, kali ini sungguh aneh, karena ketika saya tiba di depan pintu rumahnya, tidak ada seorang pun yang dapat saya jumpai di sana. Lalu saya minta izin untuk masuk. Ternyata wanita itu berada di dalam rumah dan menizinkan saya masuk. Tatkala saya melihatnya, nampak dari dirinya terpancar kebahagiaan. Saya jadi heran, karena dulu tidak pernah saya melihatnya sebahagia itu. Maka saya bertanya padanya, "Apa yang membuatmu begitu bahagia?" Dia menjawab, "Ketika dulu anda pergi dari sini, kami kehilangan satu persatu yang kami miliki Laut telah menenggelamkannya dan yang di sini musnah tidak tersisa. Budak saya pergi meninggalkan saya sedangkan anak-anak saya telah mendahului saya menghadap Sang Pencipta". Saya menjadi terkejut mendengar ceritanya itu. Dan masih dengan perasaan heran, saya coba bertanya lagi kepadanya, "Aneh kelihatannya. Dulu ketika hidup dalam kemudahan, engkau nampak selalu bersedih. Namun sekarang, yang seharusnya bersedih, engkau malah bahagia?" Kemudian dia menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya, "Benar, dulu ketika saya hidup dalam kemudahan duniawi, saya takut hal itu disebabkan karena Allah hendak menumpahkan semua balasan amal baik saya di dunia ini. Adapun sekarang, ketika semuanya telah musnah, ada harapan bagi saya bahwa kelak balasan amal baik tersebut akan dapat saya rasakan di kehidupan akhirat yang abadi. Oleh karena itu, sekarang saya merasa bahagia".  Mendengar jawabannya itu saya jadi terkagum, "Maha Suci Allah. Sesungguhnya Dia punya perencanaan terhadap setiap makhluk-Nya. Dan wanita alim ini, dia menyadari bahwa apa yang dimilikinya di dunia ini, berupa limpahan harta dan kemudahan hidup  lainnya, tidak lain hanyalah ujian dari Allah dan pelimpahan balasan amal baik di dunia ini. Sehingga dia pun menjadi bersedih karenanya. Kemudian tatkala semua miliknya di dunia ini musnah, dia bersabar dan ridha dengan ketetapan Allah tersebut, dengan harapan akan menuai hasil kebaikannya di akhirat kelak. Dan itu adalah puncak kebahagian baginya.

0 comments:

Post a Comment