Abdullah Bin Mas

Disebutkan oleh Ibnul Jauzi dari al-Akhwash al-Jusyami, dia berkata, “Suatu ketika, kami mengunjungi Ibn Mas’ud. Dia mempunyai tiga orang putra yang kesemuanya berwajah tampan. Mereka ibarat emas yang berkilauan. Decak kagum menghiasi raut muka kami tatkala melihat mereka, hingga Ibn Mas’ud berkata pada kami, “Sepertinya kalian membayangkan betapa bangganya saya punya anak seperti mereka”. Kami langsung menanggapinya dan berkata, “Sungguh demi Allah seorang muslim manakah yang tidak akan bangga punya anak seperti mereka”. Kemudian Ibn Mas’ud mendongakkan kepalanya ke atas, memandang kearah langit-langit rumahnya yang mungil, tampak di sana seekor burung telah membuat sarang dan bertelur. Ketika melihatnya, Ibn Mas’ud berkata, “Sungguh demi Zat Yang menguasai jiwa saya ini, membersihkan debu dari kubur mereka ( kehilangan mereka karena meninggal dunia ) adalah lebih baik bagi saya dari pada sarang burung ini terjatuh dari langit-langit dan telur di dalamnya menjadi pecah”. Dia juga berkata, “Saya tidak peduli ( karena ridha dengan ketentuan Allah ) jika saya pulang, apakah saya akan mendapati keluarga saya dalam keadaan baik, buruk ataukah dalam keadaan bahaya. Juga jika saya berada dalam keadaan tertentu, saya tidaklah berangan untuk dapat berada dalam keadaan yang lain”. Lalu dia juga berkata dalam sebuah nasihatnya, “Di dunia ini, kalian semua tidak lebih dari seorang tamu. Sedang harta kalian hanyalah pinjaman belaka. Dan setiap tamu pasti akan pergi pulang, sedangkan hartanya yang merupakan harta pinjaman sudah barang tentu akan kembali pada yang punya”.
    Menjelang wafatnya Abdullah bin Mas’ud berpesan kepada anak-anaknya agar senantiasa membaca surat al-Waqi’ah, karena dengan membacanya dapat menjauhkan seorang hamba dari kefakiran.

0 comments:

Post a Comment