6. Ya Allah, Bantulah Khabab!

Khabab bin Arats r.a. telah masuk Islam sejak awal Islam di Mekah bersama Abu Bakar ash-Shiddiq r.a., Shuhaib, Ammar dan ibunya, Sumayyah r.a. serta ayahnya, Yasir.  Dia termasuk yang banyak disiksa dalam perjuangan di jalan Allah. Ketika berbagai siksaan terhadap orang-orang lemah semakin menjadi-jadi, Khabab datang menghadap Nabi saw. yang saat itu sedang istirahat di dekat Ka’bah. Rasulullah saw. berkata kepada Khabab, “Sesungguhnya orang-orang sebelum Kalian ada yang dibenamkan ke dalam tanah lalu digergaji tubuhnya dari atas kepalanya, tetapi hal itu tidak membuatnya berpaling dari agamanya, dan ada juga yang dagingnya dikuliti dari tulangnya dengan besi panas tetapi tidak membuatnya berpaling dari agamanya. Sesungguhnya Allah swt. akan menyempurnakan agama ini hingga seorang musafir dari Shan’a ke Hadhramaut tidak akan takut kecuali kepada Allah swt. atau kepada singa terhadap kambing-kambingnya, akan tetapi Kalian terlalu terburu-buru.”
Sya’bi berkata, “Sesungguhnya Khabab senantiasa sabar, dan  dia tak pernah rela memberikan pada orang-orang kafir apa yang mereka mau. Mereka membakar punggungnya dengan batu panas sampai daging punggungnya hancur. Majikannya, Ummu Anmar, sering menyiksanya dan meletakkan besi panas, dan menggosokkannya ke kepalanya tetapi dia tetap sabar, dan imannya tetap kokoh. Ketika dia disiksa, Rasulullah saw. mendoakannya, “Ya Allah, bantulah Khabab!” Setelah itu, majikan Khabab, Ummu Anmar, ditimpa penyakit. Dia melolong seperti seekor anjing. Obat satu-satunya adalah kepalanya mesti digosok dengan api. Akhirnya, Khabab mengambil besi panas lalu digosokkannya ke kepala majikannya. Mahasuci Allah yang Mahabesar. Cukuplah Allah swt. bagi kita, dan Dialah sebaik-baik pelindung. Khabab mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah saw. dan dia wafat di Kufah tahun 37 H.

0 comments:

Post a Comment