Kesabaran dan Keridhaan Nabi Isma'il Terhadap Ketetapan Allah

Diriwayatkan oleh Ibn Abid Dunya dalam kitab ar-Ridha, bahwasannya ketika Nabi Ibrahim merebahkan Nabi Isma'il untuk menyembalihnya, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dalam mimipinya, Isma'il, anaknya yang taat kepada perintah Allah dan ridha terhadap qadha-Nya itu berkata, "Wahai ayah, kencangkanlah ikatanku. Saya khawatir tatkala engkau akan menyembelih saya, engkau melihat saya dan engkau tidak tega melakukannya. Sehingga engkau melanggar perintah Allah itu. Saya juga khawatir, tatkala engkau akan menyembelih saya, saya melihat wajahmu, karenanya saya menghalangimu untuk menjalankan perintah Allah tersebut".
Kemudian Nabi Ibrahim membalik tubuh anaknya agar tidak melihat wajahnya. Hal itu sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah dalam Al-Qur'an melalui firman-Nya yang berbunyi,

"Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis( nya ), ( nyatalah kesabaran keduanya )”. ( ash-Shaffaat: 103 )
Ibn Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan berkata, "Maksudnya adalah dia merebahkan anaknya dengan menutup mukanya. Kemudian setelah Ibrahim membaca basmalah, lalu bertakbir, dan anaknya telah bersyahadat untuk menghadapi kematiannya, Ibrahim mulai menggoreskan pisau ke lehernya. Akan tetapi pisau tersebut tidak mampu menggores lehernya. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan karena Allah telah meletakkan sebuah lempengan tembaga antara pisau dan leher anaknya itu. Wallahu a'lam.            

0 comments:

Post a Comment