TOBAT SEORANG WANITA DI TANGAN ABU MUSLIM AL-KHAULANI

Utsman bin ‘Atha dari ayahnya berkata, “Abu Muslim al-Khaulani apabila dia pulang ke rumahnya dari masjid, dia selalu takbir yaitu dengan meneriakkan Allahu Akbar di depan pintu rumahnya. Istrinya pun akan menjawabnya dengan takbir pula. Apabila dia sampai di ruang tengah rumahnya, dia pun takbir, dan istrinya akan menjawabnya dengan takbir.
    Pada suatu malam, dia meneriakkan takbir di depan pintu rumahnya, namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya. Kemudian ketika dia sampai di ruang tengah rumahnya, dia pun takbir lagi, namun tidak ada satu orang pun yang menjawabnya. Dia segera masuk ke rumah dan ternyata di dalam rumah tidak ada lampu yang menyala, dan ternyata istrinya ada sedang duduk dengan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memukul-mukul tanah dengan tongkat yang ada di tangannya.
    Dia bertanya kepada istrinya itu, ‘Kenapa kamu?’
    Istrinya menjawab, ‘Kamu adalah orang yang punya kedudukan di mata Mu’awiyah—yaitu Khalifah Mu’awiyah bin Abu Shafyan—sementara kita tidak punya seorang pembantu. Seandainya kamu memintanya agar kita diberikan pembantu, pasti dia akan memberikanmu pembantu.’
    Abu Muslim berkata, ‘Ya Allah, siapa saja yang telah merusak dan memengaruhi istriku ini, butakanlah matanya.’
    Memang ada seorang wanita dari tetangganya yang datang kepada istrinya dan berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya suamimu adalah orang yang mempunyai kedudukan di mata Mu’awiyah. Jika saja kamu katakan kepadanya agar dia mau meminta kepada Mu’awiyah agar memberikannya pembantu, dia akan memberikannya dan kalian bisa hidup nyaman!’
    Ketika wanita si tentangga itu duduk di rumahnya, tiba-tiba saja matanya tidak bisa lagi melihat, dan dia pun segera menyadari akan dosa dan kesalahannya.
    Dia segera mendatangi Abu Muslim sambil menangis dan memintanya agar dia mau berdoa kepada Allah swt. supaya mengembalikan penglihatan matanya. Abu Muslim pun memaafkan dan kasihan pada wanita itu, dia berdoa kepada Allah swt., lantas matanya pun normal kembali.”77
    Penulis berpendapat bahwa ini adalah sebuah pesan bagi para wanita khususnya mereka yang sering ikut campur dalam urusan rumah tangga orang dengan menganggap bahwa keikutcampurannya itu demi untuk kebaikan. Abu Muslim al-Khaulani telah masuk Islam kemudian dia berangkat ke Madinah langsung setelah wafatnya Rasulullah saw. yaitu pada awal-awal masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq r.a..
    Di antara manaqib-nya adalah Aswad al-‘Ansi seorang yang mengaku sebagai nabi di Yaman telah dilemparkannya ke dalam api. Tapi, itu tidak membuatnya luka dan dia keluar dari api itu dengan selamat menyerupai peristiwa Ibrahim al-Khalil a.s., maka dia menyuruhnya pergi dari Yaman. Ketika sampai di Madinah dia bertemu dengan Umar ibnul hthab r.a., lalu berkata, ‘Alhamdulillah yang belum mematikan aku sehingga aku bisa melihat umat Muhammad saw.. Ini ada orang yang diberlakukan seperti diberlakukannya Ibrahim Khalilur Rahman a.s..

0 comments:

Post a Comment