Sa'id Ibnul Musayyib dan Orang-orang yang Mendustakan Qada dan qadar Allah
Dikatakan pada Sa'id Ibnul Musayyib bahwa ada segolongan orang mengatakan, "Sesungguhnya Allah menentukan takdir segala sesuatu, kecuali amal perbuatan manusia". Ibnul Musayyib sangat marah tatkala mendengar hal tersebut, dan dia berkata, "Apakah mereka benar-benar bicara seperti itu? Apakah mereka yang membuat takdir bagi amal perbuatan mereka sendiri. Sungguh demi Allah, saya telah mendengar hadits Rasulullah saw. tentang mereka. Dan cukuplah hadits tersebut untuk membuktikan keburukan mereka". Demikianlah, Ibnul Musayyib merasa heran dengan apa yang mereka katakan dan menyesalkannya. Kemudian Amru bin Syu'aib bertanya padanya, "Semoga Allah merahmatimu. Kalau boleh tahu apa bunyi hadits tersebut?" Sejenak Ibnul Musayyib melihat ke arah Amru dan nampak kemarahannya telah mereda, lalu dia berkata, "Saya diberi tahu oleh Rafi' bin Khudaij bahwasannya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda,
"Akan muncul segolongan kaum dari umatku yang mengingkari Allah dan Al-Qur'an tanpa mereka sadari, sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani".
Lalu Rafi' bertanya kepada Rasulullah saw., "Sungguh saya rela berkorban demi engkau wahai Rasulullah, bagaimana itu terjadi?" Rasulullah saw. menjawab, "Itu dikarenakan mereka mengakui sebagian takdir dan mengingkari sebagian yang lain. Mereka berkata, "Datangnya kebaikan adalah dari Allah, adapun keburukan adalah dari iblis". Lalu mereka membacakan kitab Allah untuk dijadikan sandaran kebatilan mereka tersebut. Dengan itu, sesungguhnya mereka telah ingkar terhadap Al-Qur'an setelah sebelumnya datang pada mereka keimanan dan pengetahuan. Tidak ada yang dapat diperoleh umat saya dari mereka kecuali permusuhan, kebencian dan perdebatan. Mereka itu adalah kaum zindiqnya umat ini. Pada zaman mereka itulah kelaliman para penguasa merajalela, sungguh merupakan kelaliman yang berdampak buruk. Kemudian Allah mengazab mereka dengan mengirimkan wabah Tha'un ( sejenis penyakit pes ), maka binasalah kebanyakan mereka oleh serangan wabah tersebut. Pada saat yang sama, Allah juga membalikkan permukaan bumi dan menenggelamkan apa yang ada di atasnya ke dalam perut bumi. Tidak ada yang dapat selamat dari azab Allah itu kecuali segelintir orang. Orang mukmin pada masa itu menghadapi kesulitan yang sangat besar dan hanya merasakan sedikit kebahagiaan. Dan pada masa itu juga, kebanyakan orang diubah oleh Allah menjadi kera dan babi karena kedurhakaan mereka. Kemudian tidak lama setelah itu keluarlah Dajal".
Setelah menceritakan itu semua, Rasulullah saw. pun menangis, dan kami ikut menangis oleh tangisan beliau. Lalu kami bertanya pada beliau, "Wahai Rasulullah apa yang menyebabkan engkau menangis?" Rasulullah saw. menjawab, "Tangisan saya ini adalah rahmat bagi orang-orang yang bernasib malang tersebut, karena diantara mereka ada yang beribadah dan ada pula yang berijtihad, ditambah juga mereka bukanlah orang yang pertamakali mengingkari qada Allah tersebut. Karena jika mereka orang yang pertama, niscaya mereka tidak akan mampu menanggung akibatnya. Sesungguhnya kehancuran yang ditimpakan pada kebanyakan orang-orang Bani Israil dikarenakan mereka mendustakan qadar Allah".
Kemudian saya ( Rafi' bin Khudaij ) bertanya pada Rasulullah saw., "Sungguh saya rela berkorban demi engkau wahai Rasulullah. Jelaskanlah pada saya bagaimana sebenarnya iman kepada qadar Allah itu?" Rasulullah saw. menjawab, "Yaitu kamu wajib beriman pada keesaan Allah, dan meyakini bahwasannya hanya Dialah yang dapat mendatangkan bahaya ataupun kemanfaatan. Selain itu, kamu juga wajib beriman pada surga dan neraka, dan meyakini bahwa Allahlah yang menciptakan keduanya sebelum manusia diciptakan. Kemudian Allah menciptakan manusia, dan menjadikan siapa saja dari mereka yang Dia kehendaki sebagai penghuni surga, atau penghuni neraka. Yang demikian itu, tidak lain hanyalah karena keadilan Allah semata. Setiap manusia berbuat sesuai dengan ketentuan Allah, dan kelak dia akan berakhir di sebuah tempat yang telah ditentukan pula, yaitu surga atau neraka".
Demikianlah ringkasan penjelasan tentang iman kepada qada dan qadar Allah. Dalam diri umat ini telah muncul sekelompok orang yang ingkar terhadap qada dan qadar Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang tersesat. Mereka selalu membicarakan apa yang pernah dibicarakan oleh pendahulu mereka, yaitu para pengikut paham Qadariah. Dan hal itu tidaklah mengherankan, karena setiap manusia diberi jalan oleh Allah untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang telah menjadi ketentuan-Nya.
0 comments:
Post a Comment