JIKA KAMU TIDAK MALU, LAKUKANLAH APA YANG KAMU MAU

Salah seorang anak Abdullah bin Maslamah Qa’nab al-Haritsi34 bercerita  bahwa dahulu ayahku sering minum arak dan menemani anak kecil. Suatu hari dia memanggil mereka dan sudah duduk di depan pintu menunggu mereka. Saat itu lewat Syu’bah menaiki keledainya sementara orang-orang di belakangnya mengikutinya sambil berjalan cepat, lalu dia bertanya, “Siapa ini?”
    Mereka ada yang menjawab, “Syu’bah.”
    Dia bertanya lagi, ”Siapa itu Syu’bah?”
    Mereka menjawab, “Seorang perawi hadits.”
    Kemudian dia pun mendatanginya dengan memakai kain merah seraya berkata kepadanya, “Bacakan aku hadits.”
    Dia menjawabnya, “Kau bukanlah orang bergelut dalam hadits untuk aku bacakan hadits kepadamu.”
    Maka, dia pun menodongkan pisaunya seraya berkata, “Kamu membacakan aku hadits atau aku akan melukai kamu?”
    Syu’bah pun berkata kepadanya, “Manshur meriwayatkan kami dari Rab’i dari Abu Mas’ud berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika kamu tidak malu, lakukanlah apa yang kamu mau.’”35
    Dia lalu melempar pisau itu dan segera kembai ke rumahnya. Di rumah dia mengumpulkan minuman yang dia miliki kemudian dihancurkannya dan dia berkata kepada ibunya, “Tidak lama lagi teman-temanku akan datang, suruhlah mereka masuk dan berikanlah mereka makanan. Setelah mereka makan, maka beritahukan kepada mereka apa yang telah aku lakukan dengan minuman-minuman itu sehingga mereka pergi.”
    Setelah itu dia pergi ke Madinah untuk mendatangi Malik bin Anas. Dia tinggal bersamanya dan belajar darinya, kemudian dia pulang ke Bashrah dan akhirnya dia menjadi salah seorang perawi hadits Nabi saw. hingga dia sangat dikenal sebagai ahli ibadah yang  zuhud.
    Begitulah orang yang jahat mendapat rahmat dari Allah swt. ketika dia mendengar sabda Nabi pembawa rahmat. Dia menyadari bahwa rasa malu adalah cabang dari cabang keimanan. Apabila seorang muslim atau mukmin atau siapa saja kehilangan rasa malu, berarti dia telah kehilangan segalanya dan dia akan melakukan apa saja. Hal itu karena rasa malu akan mencegah manusia dari perbuatan salah atau maksiat. Apabila rasa malu sudah diangkat dari seorang manusia, dia akan melakukan apa saja walaupun hal itu bertentangan dengan agama atau masyarakatnya.

0 comments:

Post a Comment